Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Danhil Anzar Simanjutak menilai bahwa korupsi sudah menjadi kultur (budaya-red) negatif di Indonesia. Karena itu, lanjut Danhil, Pemuda Muhammadiyah ingin menghapuskan budaya tersebut dengan membangun budaya baru yaitu budaya yang anti korupsi.
“Langkah yang harus dilakukan adalah melalui internalisasi nilai secara terus menerus,” kata Danhil dalam diskusi Madrasah Anti Korupsi dengan tema “Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Yang Muda, Yang Anti Karupsi” di Gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Rabu (28/10/2015) siang, diberitakan Hidayatullah.
Korupsi, kata Danhil, merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab penghambat terwujudnya kesejahteraan dan kecerdasan bagi masyarakat.
“Tidak pernah ada masyarakat yang cerdas dan sejahtera tetapi tingkat korupsinya tinggi. Justru yang terjadi ketika ada masyarakat yang cerdas dan sejahtera, seharusnya tingkat korupsinya rendah,” kata Danhil.
Danhil pun menuturkan bahwa bangsa Indonesia sekitar 78 tahun lamanya telah mencapai kemerdekaan. Sementara itu, lanjutnya, tujuan utama dari kemerdekaan adalah mencerdaskan dan mensejahterakan masyakarat. Tapi akibat dari korupsi dua hal (kecerdasan dan kesejahteraan bangsa) sulit terwujud.
“Karena itu mari kita lahirkan budaya baru yaitu budaya anti korupsi di Indonesia,” demikian tandas Simanjutak menghimbau. [red/hidcom]
0 komentar:
Posting Komentar