Oleh : H. Sholahuddin Sirizar, Lc, M.A.
Umat Islam sangat yakin bahwa ketika Allah SWT mewajibkan Puasa Romadhon, pastilah ada banyak rahasia dan hikmah yang dapat diperoleh, baik yang sudah diketahui maupun yang sampai sekarang belum dapat diketahui. Setiap saat Umat Islam dapat memperoleh tambahan nilai dari rahasia dan hikmah diwajibkannya puasa tersebut.
Maka hendaknya Umat Islam selalu berusaha memperhatikan dan menghayati secara seksama, akan rahasia dan hikmah yang terkandung dibalik menahan lapar dan dahaga tersebut. Ketika mereka melaksanakannya dalam bentuk yang sesempurna mungkin, mereka harus menyadari bahwa Allah SWT mewajibkan puasa tersebut agar mereka dapat menjaga dirinya dari kekuasaan insting dan menang terhadap kekuasaan nafsu sehingga mereka dapat menyerupai malaikat bahkan melebihinya.
Hal itu akan menjadi kenyataan kalau Umat Islam benar-benar mengetahui dan memahami pengaruh-pengaruh positif yang bisa dihasilkan dari kewajiban puasa tersebut. Karena itu, sangat penting untuk selalu mencoba mengungkapkan apa saja yang dapat diketahui dari rahasia dan hikmah tersebut.
Pengaruh-pengaruh puasa terhadap Umat Islam :
Puasa ramadhan yang diwajibkan oleh Allah bagi setiap muslim, apabila dilaksanakan dengan benar tentu akaan memberikan pengaruh-pengaruh yang positif. Diantara rpengaruh positif yang sudah banyak di ungkap oleh para ulama adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh yang berhubungan dengan rohani.
Ketika Umat Islam mengatahui bahwa puasa tersebut menjadikannya sadar bahwa mereka sedang dekat dengan Allah SWT, sedang mendapat rohmat dan maghfiroh dari Nya, maka ketika itu ruhnya benar-benar dalam kondisi yang mulia. Bahkan waktu itu ruhnya lebih tinggi dari ruh para malaikat karena mereka mampu mengatasi syahwat hewani mereka.
Dengan demikian, dunia ini sangatlah hina / masalah kecil bagi mereka. Karena ketika mereka dengan mudah meninggalkan makan, minum dan kenikmatan dunia lainnya, sangatlah mudah bagi mereka untuk selalu taat kepada Alloh SWT, dan sadar bahwa dunia ini hanyalah alat untuk beramal sholeh. Karena itu ruhnya hidup dalam keadaan bersih dan suci, karena mereka sudah terlatih untuk selalu manjauhkan kemaksiatan dan dosa dengan jalan berpuasa, karena memang puasa adalah cara yang sangat mudah dalam membantu mereka menuju ketaqwaan kepada Alloh SWT. Bagaimana tidak, karena puasa tersebut merupakan pintu menuju surga.
Disebutkan dalam sebuah atsar bahwa siapa yang banyak makan, banyak minum, dan banyak tidur, maka hilanglah kesempatan berbuat baik baginya.
Pernah dikatakan kepada seorang ulama yang bernama Al Ahnaf bin Qois : Sesungguhnya kamu sudah tua, dan puasa itu akan menjadikanmu semakin lemah, maka beliau menjawab : " Saya mempersiapkannya ( dengan puasa ) untuk sebuah perjalanan panjang. Dan bersabar dalam ketaatan kepada Alloh itu jauh lebih mudah daripada bersabar terhadap adzab dariNya ".
2. Pengaruh yang berhubungan dengan aqidah.
Berpuasa merupakan alat untuk melatih diri dalam ketaatan kepada Alloh SWT dengan menempuh beberapa kesulitan, melatih untuk melewati hal-hal yang dapat merusak dan mengganggu aqidah. Dengan demikian setiap orang yang berpuasa dengan benar akan semakin bertambah keimanannya dan semakin kuat aqidahnya. Karena mereka selalu yakin / percaya ada Dzat yang selalu memperhatikannya meskipun di tempat yang tersembunyi. Mereka seakan akan selalu berkata : " Alloh SWT selalu melihatku, selalu bersamaku dan menjadi saksiku ".
". Dengan aqidah seperti itu mereka akan dengan mudah untuk melakukan amal sholeh dan menghindari perbuatan-perbuatan dosa. Dalam hal ini Rosululloh SAW bersabda :
( مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ) رواه البخارى و مسلم.
Artinya:
" Barang siapa yang berpuasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan, akan diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu ".
Abdul Malik bin Ashim Al Ashma'i meriwayatkan bahwa dia pernah berkata :
“ Telah menyerangku puasa romadhon, maka aku keluar dari kota Makkah menuju daerah Thoif ( yang lebih sejuk ) untuk berpuasa di sana. Di tengah jalan aku bertemu dengan seorang Al A'robi, maka aku bertanya : Kamu mau pergi ke mana ? Dia menjawab : Ke kota Makkah untuk berpuasa di sana. Aku bertanya : Apakah kamu tidak takut dengan panasnya kota Makkah ? Dia menjawab : Aku lari dari yang lebih panas ( maksudnya api neraka ).
Al A'robi tersebut telah memberi pelajaran yang sangat berharga kepada kita semua. Hal itu menunjukkan betapa kuat aqidah dan keimanannya, yang selalu merasa sejuk dengan panasnya ( urusan ) dunia ini.
Selain itu puasa ini juga memberi pelajaran kepada kita akan pentingnya sebuah persatuan Umat Islam, karena saat itu umat Islam di seluruh dunia melaksanakan puasa secara serempak, sahur dan berbuka dalam waktu yang bersamaan. Dalam kondisi seperti ini Umat Islam benar-benar merupakan satu tubuh baik di timur maupun barat.
1. Pengaruh yang berhubungan dengan akhlak.
Puasa di dalam agama Islam tidak sekedar menahan dari hal-hal yang membatalkannya ( seperti makan, minum dan berhubungan suami istri ), akan tetapi sebenarnya puasa itu mengajak kita untuk menjauhkan diri dari dosa, kejahatan dan kemaksiatan. Dalam berpuasa kita tidak boleh berbicara kecuali yang baik dan tidak boleh berbuat kecuali yang baik sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Rosululloh Saw:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ ( رواه أحمد )
" Puasa adalah perisai / penjaga dari api neraka". ( H.R. Ahmad )
Menjaga dari kemungkaran, kejahatan dan kejelekan. Menjaga telinga dari mendengar hal-hal yang berbau maksiat, menjaga mata dari melihat yang maksiat, menjaga lisan dari ucapan-ucapan yang mengandung maksiat, kebohongan, fitnah, ghibah dan lainnya. Menjaga tangan dari berbuat aniaya dan dosa. Menjaga kaki dari melangkah ketempat-tempat maksiat, dan menjaga anggota tubuh lainnya dari berbuat dosa dan kemaksiatan.
Dengan hal-hal tersebut di atas, puasa merupakan pelajaran praktis bagi jiwa untuk mencari keutamaan-keutamaan dan akhlaq yang mulia, kebaikan-kebaikan dan semua yang diridhoi oleh Alloh SWT. Dengan demikian menjadi sucilah jiwanya, menjadi manusia yang selalu siap untuk berbuat baik dan bisa menjaga diri dari perbuatan buruk.
Namun apabilayang berpuasa belum sampai kepada keadaan tersebut ( berpuasa dengan cara yang benar ) maka tidak ada gunanya dia berpuasa, tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rosululloh SAW :
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صَوْمِهِ إِلاَّ الجُوْعُ وَالعَطَشُ ( رواه أحمد )
Artinya:
" Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan kecuali hanya lapar dan dahaga ".
Dan sabda beliau yang lain :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ )رواه البخارى(
Artinya:
" Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta / bohong dan tidak meninggalkan perbuatan tersebut, maka tidaklah penting bagi Alloh kalau dia meninggalkan makan dan minum ". ( H.R. Al-Bukhari )
2. Pengaruh yang berhubungan dengan sosial.
Puasa mempunyai makna kebersamaan antara yang kaya dan yang miskin dalam menahan lapar, haus dan menahan syahwat. Hal ini dapat menaikkan martabat bagi yang miskin. Karena ketika yang kaya merasakan " susah dan beratnya lapar ", dia akan memahami kesulitan yang dialami oleh saudaranya yang miskin, sehingga dapat menumbuhkan rasa " selalu ingin membantu, menolong dan meringankan beban yang fakir dan miskin ".
Bahkan diriwayatkan bahwa Nabi Yusuf AS pernah menjadi pemegang amanah terhadap lumbung makanan pokok, namun beliau sangat sering melakukan puasa. Ketika beliau di tanya : Kenapa engkau sering berpuasa sedang engkau memiliki lumbung makanan pokok ?, maka beliau menjawab : Karena saya takut kenyang dan lupa terhadap yang lapar.
Dan Alloh SWT akan selalu mengasihi dan menyayangi orang yang mengasihi dan menyayangi saudaranya. Rosululloh SAW bersabda:
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ , إِرْحَمُوْا مَنْ فِى الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ ) رواه أبو داود والترمذى (
Artinya:
" Orang-orang yang suka menyayangi ( saudaranya ) akan di sayang Dzat yang Maha Penyayang ( Alloh ), Sayangilah yang ada di bumi niscaya akan menyayangimu yang ada di langit ( Alloh )". ( H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi )
Dalam hal ini Rosululloh juga pernah bersabda :
مَنْ فَطَّرَ صَائِماً كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يُنْقِصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ ) الترمذى و أحمد (
Artinya:
Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa,maka dia mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. ( H.R. At-tirmidzi dan ahmad )
Dalam hal ini, puasa juga untuk meningkatkan hubungan bertetangga, hubungan kekerabatan dan hubungan persaudaraan sesama muslim dengan sahur bersama, buka bersama, sholat tarowih berjamaah, mendengarkan tausiah bersama, memberi zakat fitrah kepada fakir miskin agar mereka dapat merasakan kegembiraan di hari itu tanpa harus memikirkan masalah kebutuhan pokok, dan lainnya. Dengan suasana seperti ini, maka akan menyatulah hati mereka, hilanglah kebencian di antara mereka, sehingga terwujudlah masyarakat yang tenang dan penuh dengan kebahagiaan.
3. Pengaruh yang berhubungan dengan pendidikan.
Puasa dapat mendidik hati seseorang menjadi lapang dalam beribadah, menjernihkan pikiran dan memberi semangat dalam menjalankan aktifitas. Memberikan rasa percaya diri yang bersandar pada kemampuannya menahan nafsu. Karena orang yang berpuasa, mampu meninggalkan kelezatan dan kenikmatan yang sebenarnya dia bisa mendapatkannya, karena hanya ingin melaksanakan perintah Alloh SWT dan mendapatkan ridhoNya.
Puasa dapat mendidik manusia untuk berzuhud terhadap kenikmatan dunia. Hal ini dapat menguatkan kemauannya dan menahan dirinya dari perbuatan maksiat, sehingga akan benar-benar mendapatkan kebahagiaan di akherat.
Puasa dapat mendidik manusia untuk selalu berdisiplin dalam mentaati peraturan, khususnya di bulan Romadhon, karena sahur, berbuka, mendatangi sholat berjamaah dan lain sebagainya memiliki waktu yang sudah tertentu.
Puasa dapat mendidik manusia untuk mengalahkan adat kebiasaan yang tidak baik. Dan hal ini sangatlah penting bagi setiap muslim yang meyakini bahwa berjihad merupakan kewajiban baginya. Dan jihad membutuhkan perubahan yang mendasar terhadap adat kebiasaan yang tidak baik. Puasa dapat melatih manusia untuk bersiap-siap merubah aturan hidup di tengah-tengah peperangan dan pertempuran. Seorang muslim yang tidak mampu melawan hawa nafsunya sendiri tidak dapat diharapkan bisa melawan musuh dari luar atau melawan kedholiman.
4. Pengaruh yang berhubungan dengan kesehatan.
Sebagaimana puasa dapat menjaga dari perkataan dan perbuatan yang jelek, puasa juga dapat menjaga dari banyak penyakit jasmani asalkan orang yang berpuasa mentaati / mengikuti kaidah-kaidah kesehatan, seperti tidak berlebih-lebihan dalam berbuka, dan sahur, sebagaimana firman Alloh SWT :
وَ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلاَ تُسْرِفُوْا ( الأعراف : 31 )
" Makan dan minumlah tapi jangan berlebih – lebihan "
Karena penyakit yang ada pada manusia banyak disebabkan oleh penuhnya perut dari makanan, sehingga Rosululloh bersabda :
مَا مَلَأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرّاً مِنْ بَطْنِهِ بِحَسَبِ ابْنِ آدَمَ أَكِيْلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَ ثُلُثٌ لِنَفَسِهِ ( الترمذى وابن ماجه وابن حبان )
Artinya:
" Tidak ada yang lebih jelek dari yang dilakukan anak Adam dalam memenuhi suatu tempat daripada memenuhi perutnya, sebenarnya cukuplah baginya sedikit makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Tapi kalau tidak mungkin yang demikian, hendaknya cukuplah yang sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya ".
Luqman pernah menasehati anaknya :
" Wahai anakku, kalau perut kita penuh maka tidurlah pikiran kita, bisulah " Al hikmah " yang kita miliki, dan anggota badan kita malas untuk beribadah ".
Puasa yang dilakukan dengan benar dapat menjernihkan pikiran dan bahkan menguatkan badan, menstabilkan tekanan darah, mencegah kencing manis, menyehatkan alat pernapasan dan dapat menghindari banyak penyakit lainnya.
Para dokter sering menasehati pasiennya agar banyak berpuasa, karena mereka tidak mendapatkan cara yang lebih efisien dalam menyembuhkan penyakit-penyakit di atas selain banyak menahan lapar dan dahaga. Majalah kedokteran di Mesir pernah menyebutkan bahwa para dokter telah menyembuhkan dengan metode berpuasa tidak kurang dari 300 pasien yang sakit kencing manis secara bersamaan.
Bahkan menurut Dr. Abdurrohman As Sa'di, seorang dokter dari Amerika ada yang pernah mengkaji tentang manfaat puasa pada kesehatan, dan berkesinpulan bahwa setiap orang yang mempunyai penyakit hendaknya meluangkan beberapa waktu untuk berpuasa di setiap tahunnya, karena selama perut terus di isi makanan, maka bakteri akan terus hidup dan berkembang. Namun dengan menahan beberapa waktu dari makan dan minum, bakteri-bakteri tersebut semakin melemah bahkan bisa hilang sama sekali.
Kemudian dia berkata : Sesungguhnya Muhammad yang membawa agama ini ( Islam ) adalah dokter yang terbaik, karena telah memerintahkan umatnya untuk mencegah datangnya penyakit ke badan. Bahkan dia berpendapat bahwa sholat tarowih ( gerakan-gerakan yang mengandung olah raga ) yang di kerjakan umat Islam setelah berbuka puasa merupakan cara yang sangat efektif dalam proses pencernakan makanan.
Bahkan dia juga bercerita bahwa dia pernah mengalami sakit yang berkepanjangan, dan merasa sangat kesulitan untuk memdapatkan obatnya, kemudian ada seorang dokter muslim ( di Amerika ) yang memberi saran agar dia mau melakukan puasa, bukan untuk ibadah, namun untuk kesembuhannya, setelah di coba ternyata kesehatannya mengalami perkembangan yang sangat menakjubkan. Dan setelah itu dia selalu ikut puasanya orang Islam, untuk tujuan kesehatan badannya.
Dan sebenarnya masih banyak lagi cerita tentang betapa hebatnya nilai puasa di lihat dari kesehatan jasmani tersebut.
Penutup
Melihat banyaknya pengaruh yang positif dari ibadah puasa yang diwajibkan oleh Alloh kepada kita, tentunya dapat memberi tambahan motifasi bagi kita semua. Kita seharusnya semakin yakin dan percaya bahwa semua yang diperintahkan oleh Alloh untuk dilaksanakan, pastilah banyak terdapat maanfaat dan hikmahnya, baik yang sekarang ini sudah kita ketahui maupun yang belum. Dan tentunya sebaliknya, semua laranganNya pastilah terdapat banyak madhorot bagi kita semua, baik yang sudah diketahui maupun belum.
Namun yang lebih penting dari semuanya, kita harus tetap dalam keadaan ikhlas dalam menjalankan ibadah tersebut. Kita hanya benar-benar ingin mendapat ridha dariNya. Karena hanya dengan menjalankan puasa yang penuh dengan " iimaanan wahtisaban " lah kita akan mendapatkan ampunan dan ridho dariNya.
0 komentar:
Posting Komentar