Sukoharjo - Bertempat di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Sukoharjo dilaksanakan agenda Silaturrahmi Nasional (Silatnas) II Ittihadul Ma'ahid Al Muhammadiyah (ITMAM) yang merupakan organisasi Persatuan Pondok Pesantren Muhammadiyah se-Indonesia. Acara yang digelar dari Jumat-Ahad (8-10/5/15) ini mengambil tema “Revitalisasi Pesantren Sebagai Basis Pengkaderan Ulama”.
Agenda di hari kedua, Sabtu (9/5/15) adalah diskusi panel bertema “Revitalisasi Pesantren sebagai Basis Perkaderan Ulama” bersama pemateri Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A (Pengasuh PP Hj Nuriyah Shobron UMS dan Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), Drs. KH. Iyet Mulyana, M.Si (Direktur Ponpes Darul Arqam Garut) dan KH. Yunus Muhammadi (Ketua PPITMAM).
Pada kesempatan tersebut disampaikan tentang pentingnya ada pesantren di Muhammadiyah. Karena pesantren adalah sebuah kawah candradimuka. Dan pengkaderan yang dilakukan oleh Muhammadiyah selama ini belum efektif. Maka pesantren diharapkan menjadi jawaban dari kegalauan pengkaderan tersebut. Kegalauan Muhammadiyah sebetulnya pernah dilontarkan oleh Prof. Drs. Mukti Ali pada tahun 1975 ketika masih menjadi Menteri Agama RI dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah.
Menurut Ustadz Yunus, saat ini materi pembelajaran di Ponpes masih ditempatkan pada jam yang tidak efektif, pembagian jam tidak seimbang dan raport kurang bagus. Maka selanjutnya disampaikan bahwa unsur-unsur yang harus direvitalisasi pada pesantren adalah peserta, pendidik, sarana-prasarana, interaksi edukatif antara pendidikan dengan peserta didik, materi, metode dan lingkungan.
Diskusi berakhir sebelum dhuhur dan akan silanjutkan agenda selanjutnya yaitu sidang komisi. Sidang Komisi sendiri dibagi menjadi 3, yaitu Komisi I Pendidikan Kader dan Dakwah, Komisi II Advokasi dan Kewirausahaan, dan Komisi III Rekomendasi.
Agenda di hari kedua, Sabtu (9/5/15) adalah diskusi panel bertema “Revitalisasi Pesantren sebagai Basis Perkaderan Ulama” bersama pemateri Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A (Pengasuh PP Hj Nuriyah Shobron UMS dan Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), Drs. KH. Iyet Mulyana, M.Si (Direktur Ponpes Darul Arqam Garut) dan KH. Yunus Muhammadi (Ketua PPITMAM).
Pada kesempatan tersebut disampaikan tentang pentingnya ada pesantren di Muhammadiyah. Karena pesantren adalah sebuah kawah candradimuka. Dan pengkaderan yang dilakukan oleh Muhammadiyah selama ini belum efektif. Maka pesantren diharapkan menjadi jawaban dari kegalauan pengkaderan tersebut. Kegalauan Muhammadiyah sebetulnya pernah dilontarkan oleh Prof. Drs. Mukti Ali pada tahun 1975 ketika masih menjadi Menteri Agama RI dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah.
Menurut Ustadz Yunus, saat ini materi pembelajaran di Ponpes masih ditempatkan pada jam yang tidak efektif, pembagian jam tidak seimbang dan raport kurang bagus. Maka selanjutnya disampaikan bahwa unsur-unsur yang harus direvitalisasi pada pesantren adalah peserta, pendidik, sarana-prasarana, interaksi edukatif antara pendidikan dengan peserta didik, materi, metode dan lingkungan.
Diskusi berakhir sebelum dhuhur dan akan silanjutkan agenda selanjutnya yaitu sidang komisi. Sidang Komisi sendiri dibagi menjadi 3, yaitu Komisi I Pendidikan Kader dan Dakwah, Komisi II Advokasi dan Kewirausahaan, dan Komisi III Rekomendasi.
0 komentar:
Posting Komentar