728x90 AdSpace

Latest News
Minggu, 13 September 2015

Meraih Simpati dalam Dakwah


Menjadi da’i dan da’iyah adalah satu pilihan. Kita sadar khan? Bahwa setiap  pilihan ada konsekuensi yang harus kita lakoni. Konsekuensi dari satu keputusan yang diambil akan membuat kita bersemangat menjalani pilihan atau sebaliknya menjadikan kita kerdil dan enggan menatap masa depan. Atau istilah populernya, MADESU (masa depan suram). Hem… Apalagi dalam perjalanan  waktu, kesungguhan kita akan teruji. Ujian yang datang menambah daftar panjang keseriusan kita menjalani konsekuensi dari pilihan hidup yang kita putuskan. Yaps, menjadi seorang penyeru umat dan menghasung ruh dakwah semampu dan semaksimal yang kita bisa.
Simpati adalah satu kata yang mengandung arti luar biasa. Begitukah? Ya laah... Apalagi bagi seorang da’i. Berhasil tidaknya dakwah yang dihasungnya tergantung pada sejauhmana ia mampu meraih simpati dari mad’unya (orang yang didakwahi). Bolehlah kita tengok ke belakang. Uswah hasanah kita, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, telah memberikan suri tauladan yang mulia bagaimana mengemban dakwah ini. Berapa banyak orang yang menyambut seruan beliau karena berawal dari rasa simpati terhadap perilaku dan perangai beliau. “Al Amin” atau “dapat dipercaya”, adalah satu modal yang luar biasa  sehingga para sahabat mempercayai dan menyambut seruan dakwah beliau. Walaupun dalam perjalanan waktu, apa yang beliau serukan sangat bertentangan dengan adat istiadat yang yang mendarah daging pada waktu itu.
Bahkan tidak cukup sampai di situ, siapapun yang mau atau menerima seruan dakwah beliau akan berhadapan dengan intimidasi dan penyiksaan. Kalaulah bukan berawal dari rasa simpati, bagaimana mungkin mereka mampu bertahan dari ujian yang sangat berat pada waktu itu? Yaitu untuk dapat mempertahankan hidayah yang telah Allah anugerahkan pada mereka lewat wasilah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karena itu, sebagai seorang dai, kita perlu mencari formula dan beruswah pada beliau bagaimana seharusnya berdakwah, sehingga orang akan bersimpati pada kita dan menerima seruan dakwah ini atas izin Allah Ta’ala. Kira-kira apa yang bisa  kita lakukan untuk meraih simpati? Coba kita kupas yuk…
Berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan seorang da’i agar dapat meraih simpati, sehingga dapat menjadi wasilah untuk menjemput hidayah dari Allah:
1.    Luruskan niat. Segala amalan tergantung pada niatnya. Niat dakwah hanya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan memudahkan para dai menjalankan tugasnya. Karena ia tidak akan pernah berharap kecuali Ridha Allah semata. Hal ini yang membuat mereka tegar di jalan dakwah meskipun ujian datang. Hal ini juga yang menyebabkan atas izin Allah, memudahkan mad’u mendapat HidayahNya, sehingga mampu menerima dakwah yang diserukan.
2.    Disiplin waktu. Da’i yang disiplin waktu akan menepati perjanjian yang telah disepakati dengan mad’u. Simpati akan semakin terasa ketika para da’i konsekuen dengan perjanjian yang telah dibuat dan para da’i bisa hadir tepat waktu.
3.    Terencana. Da’i yang merencanakan segala sesuatunya dengan matang akan menghasilkan output yang maksimal pula. Rencana bisa meliputi bahan materi yang akan disampaikan, marhalahnya, waktu dan tempat serta metode penyampaian. Dengan rencana yang matang membuat para da’i lebih percaya diri dalam menyampaikan materi sehingga membuat para mad’u pun antusias mengikuti majelis.
4.    Sisipkan materi berupa kisah atau sirah. Mad’u akan lebih mudah menerima materi apabila disertakan kisah yang menarik, baik itu realita kekinian atau sirah nabawiyah dari para sahabat maupun shahabiyah. Dengan demikian materi dakwah akan lebih mengena dan mudah dipahami,apalagi dengan penyampaian materi yang menarik.
5.    Publik speaking. Pilihlah metode penyampaian yang santai tapi serius, tidak kaku dan monoton. Tidak sedikit, mad’u yang enggan mengikuti majelis karena metode penyampaian da’i yang monoton dan tidak komunikatif.
6.    Tampilkan akhlak yang Islami dan senantiasa muhasabah diri. Da’i yang mampu memancarkan nilai-nilai Islam pada pribadinya akan mendorong para mad’u untuk tetap istiqamah dan berusaha mengikuti apa yang disampaikan para da’i. Asalkan tidak sampai pada pengkultusan, maka hal itu sah-sah saja tentunya. Da’i harus berusaha mengaplikasikan ilmu yang dipahami semaksimal mungkin, sebelum menyampaikan kepada para mad’unya.
7.    Kerjasama dengan da’i yang lain dan saling bertukar fikiran. Hal ini dilakukan agar kita bisa saling menguatkan dan bisa saling memberi masukan untuk tercapainya marhalah dakwah seperti yang diharapkan.
8.    Berusaha respek kepada mad’u dan memberikan pertolongan atau bantuan ketika mereka membutuhkan.Perhatian akan memunculkan simpati, karenanya berikan perhatian pada mad’u maka mereka akan bersimpati kepada para da’i.
Demikian diantara tips yang bisa dilakukan para da’i sehingga dapat menarik simpati para mad’u yang mengikuti dakwahnya.  Semoga kita tetap istiqamah dalam menghasung ruh dakwah ini, sampai Allah menjadikan Islam mulia. Tidak ada yang sulit, ketika kita selalu mencoba dan berusaha. Aamiin... [Fath]
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Meraih Simpati dalam Dakwah Rating: 5 Reviewed By: Admin 1 TablighMu