SOLO – Pelajar di Indonesia itu hampir semua beritanya adalah negatif seperti tawuran, pergaulan bebas dan narkoba. Namun dis atu sisi prestasi dari pelajar juga sangat banyak. Penjelasan itulah yang disampaikan oleh Ketua Umum IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) Muhammad Khairul Huda di sela-sela acara Rakernas IPM di Gedung Pusdiklat Muhammadiyah Solo. Ahad (1/3).
“Di Jawa Tengah saja ada banyak pemenang olimpiade, begitu pula di Jawa Timur ada juara robotic di Johor Malaysia dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini pelajar menjadi subjek atau objek tidak serta merta dihakimi bahwa pelajar yang melakukan kekerasan adalah kesalahan pelajar seluruhnya. Ada faktor lain yang menyebabkan mereka berbuat seperti itu seperti masalah kondisi lingkungan, orang tua, media yang mempengaruhi pelajar.
Pelajar adalah korban dari kondisi yang ada. Maka IPM terus optimis untuk bersama-sama mendampingi pelajar. Seperti bekerjasama dengan BNN, KPAI serta Komisi Penyiaran.
IPM selalu mendukung pemerintah sebagai mitra strategis namun ada beberapa permasalan yang harus dibenahi seperti didalam kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah sampai hari ini tidak cukup memberikan ruang bagi para pelajar untuk berekspresi.
Maka ruang-ruang seperti ekstrakulikuler sangat kurang didukung. Kurikulum saat ini hanya fokus pada kokninitif saja yang hanya bicara tentang nilai kecerdasan. Padalah banyak jenis kecerdasan.
“Pemerintah harus memberikan fasilitas pada bidang lain seperti yang hobi musik, olahraga dan lain sebagainya. Sehingga wajar para pelajar tidak nyaman di sekolah akibatnya mereka keluar pengen menunjukkan ekstitensi dengan tawuran narkoba,” tambahnya.
Maka dalam hal ini IPM membuka diri untuk menjadi rumah kreatif bagi para pelajar Indonesia yang menawarkan lahan wahana yang menampung minat bakat para pelajar. Memberikan ruang bagi pelajar untuk berkekpresi. [red/md]
0 komentar:
Posting Komentar