KH. Ihsan
Saifuddin, S.Ag
Penasihat Majelis
Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukoharjo
Selalu saja ada hikmahnya
Kejadian apapun
di dunia ini, selalu saja ada hikmahnya. Termasuk juga kejadian perubahan waktu
dari siang ke malam, dari hari ke pekan, dari pekan ke bulan, dari bulan ke
tahun dan seterusnya, tak lepas dari adanya hikmah.
Orang yang
pandai mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada di alam raya ini, dialah
hamba yang berhak menyandang predikat "Ulul Albab" (memiliki
kedalaman berpikir). Hal ini karena Allah Ta’ala menciptakan segala sesuatu selalu
ada hikmahnya, tanpa sia-sia. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ فِي خَلقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ
وَٱلأَرضِ وَٱختِلَٰفِ ٱلَّيلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلأَلبَٰبِ
"Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal." (QS. Ali
Imran: 100)
Hikmah tahun baru hijriyah
Hikmah di balik
silih bergantinya waktu, agar seorang hamba berpandai-pandai melakukan evaluasi
diri, (muhasabah) Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan firman Allah Ta'ala
berikut ini:
وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ
ٱلَّيلَ وَٱلنَّهَارَ خِلفَةٗ لِّمَن أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَو أَرَادَ شُكُورٗا
"Dan
Dia (Allah) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang
ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur" (QS. Al Furqan:
62)
Makna ayat tersebut
di atas, tinjauan tafsir Al Qur'an menurut tafsir Al-Muyassar artinya demikian:
لمن أراد أن يعتبر بما
في ذلك إيمانًا بالمدبِّر الخالق
أو أراد أن يشكر لله
تعالى على نعمه وآلائه
"Yaitu
bagi siapa yang ingin mengambil pelajaran apa yang ada padanya berupa keimanan
terhadap Allah Sang pengatur dan pencipta alam raya, atau bersyukur kepada
Allah Ta’ala atas segala nikmat dan pemberiannya." (Tafsir
al-Muyassar)
Menyimpulkan
ayat tersebut di atas, berada di awal tahun, hendaknya setiap kita melakukan
muhasabah (evaluasi) terhadap waktu yang sudah berlalu, menuju hari esok lebih
baik.
Evaluasi yang
kita adakan tersebut, harus mengerucut pada kesimpulan today must better than
yesterday (Hari ini harus lebih baik dari kemarin) dan tomorrow must better than today. (Hari esok
harus lebih baik dari hari ini) wallahu a'lam.
Berkaitan hari
esok harus kebih baik dari hari ini, ada dua perkara yang harus selalu
diupayakan peningkatannya, yaitu tauhidullah dan syukrullah. Secara singkat
kedua hal tersebut dapat diterangkan demikian:
[1] Tauhidullah
Makna
tauhidullah adalah menauhidkan Allah yang meliputi Tauhid Rububiyah, Uluhiyah
Asma' dan Sifat. Tauhidullah tersebut terangkai dalam kalimat "La Ilaha
illallah" Mengingat urgensinya
kalimat tauhi itulah maka Rasulullah shallallahu alaihi wasalam berpesan agar
selalu memperbaruinya, beliau bersabda:
جَدِّدُوا إِيْمَانَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا
قَالَ « أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
"Perbaruilah
iman kalian!" Ditanyakan, "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya?" Rasulullah bersabda, "Perbanyaklah
mengucapkan Lailaha Illallah"
(Musnad Ahmad 18/475)
Kalimatut
Tauhid sebagaimana tersebut, harus selalu bersemayam kokoh dalam benak kaum
muslimin, diulang-ulang pengucapannya, dihayati, diyakini serta diamalkan dalam
keseharian dan dipertahankan hingga akhir hayat. Dengan mempertahankannya
hingga akhir hayat, seseorang akan mendapat jaminan masuk surga. Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barangsiapa
yang ucapan terakhir dalam hidupnya Lailaha Illallah pasti masuk surga."
(HR. Abu Dawud 9/284)
Hal yang perlu
dihayati, bahwa berpegang pada tauhidullah itu berat, bahkan teramat sangat
berat. Sejarah Al Qur'an membuktikan bahwa hanya karena mempertahankan
eksistensi "La Ilaha Illallah: seseorang akan diusir dari negerinya. Namun
demikian, itulah sunatullah bagi para pejuang tauhid. Berkenaan dengan hal tersebut,
Allah Ta'ala berfirman:
ٱلَّذِينَ أُخرِجُواْ
مِن دِيَٰرِهِم بِغَيرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُۗ وَلَولَا دَفعُ
ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعضَهُم بِبَعضٖ لَّهُدِّمَت صَوَٰمِعُ وَبِيَعٞ وَصَلَوَٰتٞ وَمَسَٰجِدُ
يُذكَرُ فِيهَا ٱسمُ ٱللَّهِ كَثِيرٗاۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓۚ إِنَّ
ٱللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
"(Yaitu)
orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya
karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak
menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah
dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi
dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan
menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa"
(QS. Al Hajj: 40)
[2] Syukrullah
Yaitu
meningkatkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang Allah berikan. Di
antara sekian banyak nikmat, terutama adalah nikmat panjang umur. Lihatlah tak
sedikit di antara kawan-kita telah habis jatah umurnya. Namun alhamdulillah
Allah memanjangkan umur kita sehingga lebih berkesempatan menambah dan
memperbaiki amal shalih yang dirasa masih kurang.
Pergantian
tahun, ditinjau dari jumlah umur memang bertambah, namun sebenarnya jatah umur
berkurang. Apalah artinya umur yang sekadar bertambah namun amal shalih tidak
bertambah. Umur hanyalah kumpulan hari-hari dalam kehidupan manusia. Karena
itulah tentang umur ada yang mengatakan "Age is just a number" (umur hanyalah kumpulan dari jumlah angka).
Umur kita ini, dibiarkan begitu saja, tiap hari pasti bertambah. Sekali lagi,
apalah arti bertambahnya umur jika tidak dibarengi bertambahnya amal shalih.
Berkaitan
dengan umur berkualitas, dalam sebuah
riwayat diterangkan dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, diriwayatkan dari ayahnya
bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah demikian:
يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ
وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“Wahai
Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang
panjang umurnya dan baik, amalnya”
قال:
فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ
وَسَاءَ عَمَلُهُ
Lalu
ditanyakan lagi, "Siapakah orang
yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya”
(Shahih at-Tirmidzi 2330)
Tahun baru kualitas baru
Memasuki tahun
baru, kualitas amal harus lebih baru dibanding sebelumnya. Semua amal kebaikan
harus lebih baru kualitasnya. Hal ini untuk menyongsong kehidupan di masa
depan. Masa depan dalam pandangan seorang muslim tidak sebatas masa tua apalagi
sekadar masa pensiun. Hari esok yang sesungguhnya adalah hari akhir dalam
kehidupan kita. Masa depan yang lebih baik ditandai dengan amal kebaikan kita
hingga akhir hayat. Siapa di akhir hayatnya selalu dalam kebaikan dialah hamba
yang benar-benar menemui hari esok lebih. Berkenaan dengan hal tersebut nabi
shallallahu alaihi wasalam bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَلَهُ
وَهَلْ تَدْرُونَ مَا
عَسَلَهُ؟ قَالُوا: اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ،
"Apabila
Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, maka Allah menjadikan hidupnya
bagaikan madu ('Assalahu)"
قَالَ: يفتَحُ اللهُ
- عَزَّ وَجَلَّ لَهُ عَمَلًا صَالِحًا بَيْنَ يَدَيْ مَوْتِهِ حَتَّىٰ يَرْضَى عَنْهُ
جِيرَانُهُ أَوْ مَنْ حَوْلَهُ [الصَّحِيْحَة
: ١١١٤]
Nabi bertanya, "Tahukah
kamu apa artinya?" sahabat menjawab
"Allah dan rasulnya lebih tahu" Nabi bersabda: "Allah buka
baginya kemampuan beramal shalih hingga akhir hayat, tetangga dan orang-orang
sekelilingnya ridha dan menjadi saksi atas kebaikannya" (Hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani : 1114)
Berbahagialah
seorang hamba yang hingga akhir hayatnya dalam kebaikan. Hal ini karena akhir
hayat yang baik pertanda husnul khotimah yang dijanjikan surga biidznillah.
Nabi shallallahu alaihi wassalam bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالْخَوَاتِيمِ.
“Sesungguhnya
penghitungan amal tergantung pada akhir hayatnya.” (HR. Bukhari : 6607)
Doa tahun baru Hijriyah
Berkaitan
dengan tahni'ah (ucapan selamat atau doa) misalnya adalah ucapan selamat tahun
baru Asy Syaikh Sulaiman Al Jamal Al Azhari (W
1204) memberi catatan demikian:
وعبارة البرماوى والتهنئة
بأعياد والشهور والأعوام مستحبة
"Sebuah
ungkapan bagus dari Asy Syaikh Al Birmawi , "Adapun ucapan selamat
berkaitan dengan bulan baru atau tahun baru adalah termasuk amalan mustahab,
yaitu amalan yan dianjurkan" [Hasyiyah Al Jamal 1:105 : Dar El Fkr Bairut]
Penjelasan
tersebut di atas, sangat relevan dengan riwayat dari ‘Abdullah bin Hisyam
radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
كَانَ أَصحَابُ رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَتَعَلَّمُونَ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يَتَعَلَّمُونَ
القُرآنَ إِذَا دَخَلَ الشَّهرُ أَو السَّنَةُ:
“Adalah para
Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa sebagaimana
mengajarkan Al-Qur’an, yakni "Doa
Awalussannah" atau "Awalusyuhur" yaitu doa memasuki awal
bulan atau awal tahun, lafazhnya demikian:
اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ
عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيطَانِ
وَرِضوَانٍ مِنَ الرَّحمَنِ
"Allahumma
Ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan aman, iman, selamat, dan
Islam. Lindungilah kami dari gangguan setan, dan perkenankan kami meraih
keridhoan Allah yang Maha
Ar-Rahman". (HR. Al-Baghawi dalam Mu’jam Ash-Shahabah, sanadnya sahih.
Imam Ibnu Hajar mensahihkan hadits ini dalam Al-Ishabah, 6:407-408. Hadits ini
mawquf termasuk perkataan sahabat sesuai syarat kitab shahih).
Lafazh doa
tersebut berlaku secara umum, tidak hanya di bulan Muharam saja, namun setiap
memasuki tahun baru atau bulan baru, Wallahu a'lam
Mengambil
kesimpulan dari intisari doa tahun baru, yaitu memohon kepada Allah di tahun
ini kita memperoleh kondisi aman, iman, islam, selamat, jauh dari gangguan
setan dan dekat dengan keridhoan Allah yang Maha Rahman.
Wallaahu a'lam
bishawab, wa shallallahu ala Sayyidina Muhammad wa ala alaihi wa shahbih,
walhamdu lillahi Rabbil Alamiin
0 komentar:
Posting Komentar