BELAJAR
DARI QURBAN DAN HAJI
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ
هَدَانَا اللَّهُ
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمّ
صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyiral
muslimin rahimanii wa rahimakumullah. Ada dua ibadah yang kita temui pada perayaan
Idul Adha, yaitu qurban dan haji. Ada beberapa hal yang bisa kita gali dari
ibadah qurban yang kita jalankan tahun ini, juga ada beberapa pelajaran dari
ibadah haji yang dijalankan oleh saudara-saudara kita di tanah suci. Di khutbah
Idul Adha kali ini, kami akan menyebutkan lima pelajaran dari dua ibadah
tersebut.
1-
Belajar
untuk ikhlas
Artinya
qurban dan haji haruslah semata karena Allah, bukan ajang untuk pamer amalan
dan kekayaan (riya’). Berkaitan dengan qurban Allah Ta’ala berfirman,
لَنْ
يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى
مِنْكُمْ
“Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)
Untuk
ibadah haji, Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ
حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ
أُمُّهُ
“Siapa
yang berhaji karena Allah lalu tidak berkata-kata jorok dan tidak berbuat kefasikan
maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.”
(HR. Bukhari, no. 1521)
اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ الحَمْدُ
2-
Belajar
untuk mengikuti tuntunan Nabi SAW
Dalam
berqurban ada aturan atau ketentuan yang mesti dipenuhi. Baik terkait dengan
sifat hewan yang disembelih, waktu penyembelihan maupun ketentuan pembagian
hewan setelah disembelih. Nabi SAW bersabda,
مَنْ
صَلَّى صَلاَتَنَا وَنَسَكَ نُسُكَنَا فَقَدْ أَصَابَ النُّسُكَ، وَمَنْ نَسَكَ
قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّهُ قَبْلَ الصَّلاَةِ، وَلاَ نُسُكَ لَهُ
“Siapa
yang shalat seperti shalat kami dan menyembelih kurban seperti kurban kami,
maka ia telah mendapatkan pahala kurban. Barangsiapa yang berkurban sebelum
shalat Idul Adha, maka itu tidak teranggap sebagai kurban.”
Abu
Burdah berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah menyembelih kambingku sebelum
shalat Idul Adha. Aku tahu bahwa hari itu adalah hari untuk makan dan minum.
Aku senang jika kambingku adalah binatang yang pertama kali disembelih di
rumahku. Oleh karena itu, aku menyembelihnya dan aku sarapan dengannya sebelum
aku shalat Idul Adha.” Rasulullah SAW pun berkata, “Kambingmu hanyalah kambing
biasa (yang dimakan dagingnya, bukan kambing kurban).” (HR. Bukhari no. 955)
Begitu
pula dalam ibadah haji hendaklah sesuai tuntunan. Nabi SAW bersabda,
لِتَأْخُذُوا
مَنَاسِكَكُمْ
“Ambillah
dariku manasik-manasik kalian.” (HR. Muslim no. 1297)
Ini
menunjukkan bahwa ibadah qurban dan haji serta ibadah lainnya mesti didasari
ilmu. Jika tidak, maka sia-sialah ibadah tersebut.
اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ الحَمْدُ
3-
Belajar
untuk sedekah harta
Dalam
ibadah qurban, kita diperintahkan untuk belajar bersedekah, begitu pula haji.
Karena saat itu, hartalah yang banyak dikorbankan. Apakah benar kita mampu
mengorbankannya? Padahal watak manusia sangat cinta sekali pada harta.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا
أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan
barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah
Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)
Nabi
SAW bersabda,
مَا
نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah
tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 2588; dari Abu Hurairah)
اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ الحَمْدُ
4-
Belajar
untuk meninggalkan larangan walau sementara waktu
Dalam
ibadah qurban Rasulullah SAW melarang untuk memotong kuku dan rambut bagi
shahibul qurban ketika telah masuk 1 Dzulhijjah hingga hewan qurban miliknya
disembelih. Walaupun hikmah dari larangan ini tidak disebutkan, namun tetap mesti
dijalankan karena sifat seorang muslim adalah sami’na wa atho’na: patuh dan
taat.
Lebih-lebih
lagi dalam ibadah haji dan umrah, kaum muslimin harus menjauhi
larangan-larangan Allah SWT. Larangan di atas adalah ujian apakah kita mampu
menahan diri dari larangan walau sementara waktu.
اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ الحَمْدُ
5-
Belajar
untuk rajin berdzikir
Rasulullah
SAW mencontohkan bahwa dalam ibadah qurban diwajibkan membaca bismillah dan
disunnahkan untuk bertakbir saat menyembelih qurban. Selain itu sejak sepuluh
hari pertama Dzulhijjah bahkan hingga selesai hari tasyrik, kita pun sudah
diperintahkan untuk banyak bertakbir. Allah Ta’ala berfirman,
وَيَذْكُرُوا
اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
“Dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (QS. Al
Hajj: 28)
Dalam
ibadah haji: thawaf, sa’i dan melempar jumrah pun dilakukan dalam rangka berdzikir
pada Allah. Di hari-hari tasyriq, ulama salaf mencontohkan untuk membaca doa
sapu jagad, baik bagi jamaah haji maupun yang tidak.
Mudah-mudahan
lima pelajaran di atas berharga bagi kita semua. Marilah kita tutup khutbah ied
ini dengan do’a. Semoga Allah mengabulkan setiap do’a kita.
إِنَّ
اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ
رَحِيمٌ
رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
يَا
مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِينِكَ
اللَّهُمَّ
إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
وَصَلَّى
اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
0 komentar:
Posting Komentar