728x90 AdSpace

Latest News
Senin, 11 Februari 2019

Pemimpin Peduli Kemanusiaan


Oleh: Ahmad Nasri

Bencana, peperangan, krisis kemanusiaan dan krisis sosial merupakan kepedihan bagi semua bangsa dan umat manusia. Kesedihan yang menggelayut di wajah mereka yang tertimpa berbagai masalah tersebut tentu juga akan menjadi kesedihan bagi seluruh penduduk dunia. Gelombang simpati seakan tak henti. Dukungan disajikan begitu indah dari para saudara seaqidah, pun saudara sesama manusia di penjuru semesta. Inilah wajah sewajarnya dari rasa kemanusiaan. Beberapa orang bilang, “Tak perlu menjadi muslim untuk peduli sesama, cukup menjadi manusia.” Bagi warga masyarakat biasa yang bukan penguasa, ada batasan-batasan tertentu untuk berbuat sesuatu untuk peduli terhadap masalah-masalah kemanusiaan tersebut. Bagi penguasa atau pemerintah, tentu semakin banyak hal yang bisa dilakukan. Berikut beberapa di antaranya:

Pertama, Tanggap. Ada banyak cara untuk menjadi manusia yang peduli kemanusiaan. Salah satunya yaitu tanggap terhadap hal-hal yang menjadi masalah kemanusiaan tersebut. Jika kita adalah masyarakat biasa, mungkin kita hanya bisa menanggapinya dalam obrolan-obrolan dengan kawan, kolega dan kerabat kita, atau sekedar update status di media sosial yang kita miliki. Menanggapi masalah kemanusiaan dengan tanggapan yang tepat akan berpengaruh positif bagi mereka yang tertimpa bencana tersebut saat mereka mengetahuinya.

Bagi seorang pemimpin, tanggap terhadap masalah-masalah kemanusiaan merupakan hal yang sangat penting. Dan kita sangat merindukan pemimpin yang saat ada bencana melanda, dirinya dengan bijak langsung tanggap terhadapnya. Membesarkan hati orang-orang yang tertimpa musibah, juga menyatakan langkah-langkah strategis yang akan diambil untuk mengatasinya. Entah menanggapi di depan awak media yang meminta pernyataan atau malah membuat konferensi pers khusus. Sebagai seorang pemimpin jangan sampai malah membuat pernyataan yang kontraproduktif. Dia juga harus mengkondisikan para bawahannya agar tanggap dan bijak dalam memberikan tanggapan lisan atau tertulis.
Kedua, Berdoa. Doa adalah senjata terkuat dan salah satu pilihan seorang muslim saat kita terkendala jarak dan keadaan untuk membantu secara langsung saudara kita yang dilanda bencana kemanusiaan. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do‘a.” (HR. Tirmidzi)

Maka seorang pemimpin publik harus bisa memanfaatkan kepemimpinannya untuk menggerakkan masyarakat banyak agar mendoakan orang-orang yang tertimpa musibah. Juga bisa menginstruksikan lembaga-lembaga keagamaan di bawah pemerintah agar menggelar pengajian atau doa bersama dalam rangka peduli kemanusiaan. Memohon kepada Allah SWT agar Dia berkenan segera mencabut cobaan yang menimpa manusia -apalagi jika yang mendapat cobaan itu sesama muslim, serta menolong dan menguatkan kaum muslimin yang tertimpa musibah tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata, ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” (HR. Muslim)

Ketiga, Menggalang Dana. Ikut meringankan beban orang yang tertimpa musibah dengan berinfak ke lembaga-lembaga kemanusian yang terpercaya merupakan langkah yang jujur untuk menunjukkan kepedulian kepada musibah kemanusiaan. Tentu kita tahu bahwa orang yang tertimpa musibah sangat membutuhkan uluran tangan kita. Mudah-mudahan dengan sedikit uluran tangan kita kesulitan mereka bisa terbantu. Rasulullah SAW bersabda, “Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)

Jika masyarakat biasa dapat melakukan hal tersebut, kekuatan seorang pemimpin yang peduli kemanusiaan tidak hanya terwujud dalam bentuk penggalangan dana. Pemimpin dapat langsung menginstruksikan kepada bawahannya untuk mengalokasikan bantuan kepada yang sedang tertimpa musibah. Tidak hanya janji-janji dan berkomentar yang tidak semestinya. Jangan sampai dia justru memberikan harapan palsu kepada orang-orang yang sedang dilanda musibah, seperti memberikan rekening bank dengan angka tertentu, tetapi ternyata tidak bisa dicairkan.

Rasulullah SAW juga bersabda, “Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

Keempat, Kunjungan Kemanusiaan. Sangat penting mengunjungi orang-orang yang sedang tertimpa bencana kemanusiaan. Berbagai hal bisa dilakukan. Mulai dari sekedar memberikan hiburan kepada mereka yang tertimpa musibah. Hingga memberikan bantuan secara langsung. Jangan sampai keberadaan pemimpin sebagai manusia justru melupakan jati dirinya agar mampu memanusiakan manusia. Tentu kita akan sangat bangga jika memiliki pemimpin yang dikenal dermawan dan memiliki kepekaan jiwa terhadap masalah-masalah sosial dalam dan luar negeri.

Dan ingat, kunjungan kemanusiaan bukan hanya sebagai pencitraan. Kita sudah sangat muak jika melihat ada penguasa yang datang ke daerah bencana hanya untuk berfoto. Atau membuat film dokumenter yang tujuannya bukan dalam rangka kemanusiaan, melainkan hanya menonjolkan penguasa tersebut dan mengesankan dia peduli kemanusiaan.

Kelima, Menyadarkan Masyarakat. Seorang pemimpin harus bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat dengan contoh-contoh nyata darinya bagaimana memanusiakan manusia. Bahwa di tengah kondisi global dan nasional yang berantakan pun, masih ada pemimpin yang peduli terhadap kemanusiaan. Terkadang masyarakat kita belum menyadari akan adanya bencana atau krisis kemanusiaan yang menimpa masyarakat di lain daerah atau bahkan di luar negeri. Maka kita harus turut memberikan informasi-informasi yang bisa membuka mata. Termasuk halnya seorang pemimpin yang peduli kemanusiaan, dia harus bisa menyadarkan masyarakat dunia, dalam hal ini pemimpin-pemimpin dunia untuk turut peduli terhadap bencana kemanusiaan yang menimpa suatu negara.

Seperti halnya persoalan Palestina, Suriah, Rohingnya dan Uighur misalnya, kita sangat butuh pemimpin yang bisa berperan dalam menyadarkan warga dunia agar peduli terhadap mereka. Kecaman, peringatan, diplomasi, dan berbagai bentuk gerakan nyata harus dilakukan oleh seorang pemimpin agar membuat suara-suara kedukaan didengar oleh dunia. Sebagai warga negara, kita pasti merasa bangga jika mempunyai pemimpin yang tak henti mempersembahkan ikatan hatinya pada tragedi kemanusiaan yang menimpa warga dunia yang lain. Bagi pemimpin, menyadarkan masyarakat tentang adanya tragedi kemanusiaan salah satunya bisa dilakukan dengan diplomasi.

Bangsa ini memang seperti kehilangan pemimpin yang bisa diteladani. Tapi kita tidak pernah putus asa dalam berharap. Masih ada calon-calon pemimpin negeri ini yang bisa kita taruh harapan di pundaknya, bahwa mereka termasuk sosok pemimpin yang peduli kemanusiaan dan memanusiakan manusia. Wallahu a’lam

*) Tulisan ini sebelumnya pernah dimuat di rubrik sajian khusus Majalah Tabligh edisi No. 02/XVI Jumadil Akhir 1440 H/Februari 2019 M
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Pemimpin Peduli Kemanusiaan Rating: 5 Reviewed By: Admin 1 TablighMu