Mengenang Mas Muhammad Ismail (Komandan Kokam Jateng)
Oleh: Drs. HM. Jamaludin Ahmad, S.Psi
Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah
Ndan Mail, sangat dikenal di kalangan Pemuda Muhammadiyah, baik secara nasional, di Jawa Tengah, apalagi di Klaten. Saya mengenal Ndan Ismail sudah lama, sejak saya masih aktif di IPM dan tambah intensif ketika saya jadi anggota Polri. Ndan Mail ini sering silaturrahim ke rumah Mbah Sofwan Gebang (ayah kandung saya) sebagai salah seorang sesepuh Muhammadiyah Klaten. Ayah saya sering cerita tentang Ndan Mail yang luar biasa. Ndan Mail ingin Muhammadiyah di Klaten terus berkembang dan meyakini Kokam menjadi pilar utamanya.
Waktu saya masih tinggal di Jakarta, saya sering pulang ke Klaten karena Ndan Mail. Beliau punya mimpi agar Kokam Klaten benar-benar menjadi besar dan disegani serta menginspirasi Kokam di seluruh Indonesia. Ndan Mail tahu persis bahwa kehadiran dan keberadaan Kokam di Klaten akan menjadi pilar paling menentukan bagi eksistensi Muhammadiyah ke depan. Karena situasi dan kondisi sosiologis Jawa Tengah pada dasarnya mirip Klaten, maka Ndan Mail menemukan strategi untuk membesarkan Muhammadiyah di Jawa Tengah. Yaitu Kokam harus besar dan dirasakan kehadirannya pada setiap peristiwa penting di tengah masyarakat. Kokam didesain oleh Ndan Mail menjadi pasukan gerak cepat untuk menolong kebutuhan masyarakat dan ummat.
Ndan Mail sering menelpon saya dan meyakinkan saya bahwa, PCM Gantiwarno yang kecil dan belum memiliki amal usaha yang dibanggakan, memiliki potensi untuk membangkitkan Muhammadiyah dimulai dari membesarkan Kokam Gantiwarno. Ternyata analisa Ndan Mail tepat. Beliau mampu meyakinkan saya dan tokoh-tokoh awal Kokam Gantiwarno bahwa Kokam akan sangat bermakna bagi kehadiran Muhammadiyah di Gantiwarno. Pelan tetapi pasti, atas kesabaran dan kesungguhan Ndan Mail, maka lahirlah tokoh-tokoh awal Kokam Gantiwarno yang kemudian melahirkan generasi Kokam berikutnya yang semakin berkembang dan berdaya. Muhammadiyah Gantiwarno yang kecil menjadi terasa kehadirannya sejak Kokam Gantiwarno tumbuh dan berkembang. Saat ini Kokam di PCM Gantiwarno menjadi salah satu Kokam dengan anggota terbesar di Klaten. Semoga teman-teman Kokam Gantiwarno dapat menjaga amanah ini dan terus tumbuh besar.
Beberapa bulan setelah saya hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta, Ndan Mail menelpon saya untuk minta doa dan ingin silaturrahim karena beliau dipercaya menjadi "PANG DAM KOKAM" Jawa Tengah. Di sisi lain beliau cerita juga sedang diberi amanah untuk mengelola Muhammadiyah Boarding School (MBS) Klaten yang di Jatinom. Saya sempatkan menemui beliau di Jatinom. Di situlah saya dapat mendengarkan mimpi mimpi beliau tentang Kokam Klaten yang harus menginspirasi Kokam-Kokam lainnya di seluruh Indonesia.
Beliau cerita bahwa HW Klaten bisa menjadi contoh HW di seluruh Indonesia. "Di Muhammadiyah itu yang penting contoh, Mas," demikian pernyataan Ndan Mail meyakinkan saya. Nah, nilai-nilai teladan inilah yang ingin dibangun Ndan Mail di Kokam. Etos nilai ber-Muhammadiyah yang sangat penting inilah yang akan disemaikan Ndan Mail ke dalam Kepribadian setiap diri Kokam. Apa nilai-nilai itu? Yaitu: Berani membela kebenaran, berani melawan kemungkaran, membela yang lemah dan dilemahkan, jujur, bertanggungjawab, cepat memberikan pertolongan, aktif menggerakkan pengajian, setia kawan, rela berkorban dan sebagainya.
Ndan Mail sangat menekankan pentingnya komunikasi dengan semua pihak untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menjaga persatuan. Beliau kisahkan ke saya bahwa dirinya dan tokoh-tokoh Kokam Klaten selalu berusaha silaturrahmi dengan pejabat baru di lingkungan Kodim dan Polres Klaten. Bahkan beliau inisiasi silaturrahim dan medang (wedangan/minum teh) bareng dengan mereka untuk membangun kebersamaan, menghindari salah paham dan menciptakan Klaten yang aman.
Ketika menghadapi situasi yang sulit maka Kokam Klaten dan Jateng juga mampu memberikan amal nyata. Ketika terjadi kekacauan yang dilakukan oleh salah satu geng preman di Klaten karena menghina ummat Islam, Ndan Mail dan Kokam bergerak cepat dan menunjukkan wibawa dan marwah Kokam. Ketika beliau melihat pejabat negara (Kapolres, Dandim, Jaksa, dll) yang tidak menunaikan tugas dengan benar, maka Ndan Mail dengan bahasa yang baik dan jelas meminta oknum pejabat tersebut untuk mundur.
Ketika di peristiwa atau kasus almarhum Siyono, Ndan Mail dan Kokam, mampu melakukan langkah yang cepat dan tepat. Kokam menjadi kebanggaan dan simbol kejujuran serta keberpihakan pada kemanusiaan dan keadilan. Kokam melakukan peran terbaiknya agar siapapun manusia Indonesia diperlakukan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, keadilan dan keadaban (beradab). Kehadiran Kokam betul-betul diterima masyarakat. Sampai-sampai anak-anak kecil di kampung Siyono, bila ditanya apa cita-citanya maka jawabannya, "Menjadi Kokam ".
Ndan Ismail khususnya dan teman-teman Kokam sudah menunjukkan kesejatian peran dan tugasnya kepada ummat dan masyarakat Indonesia. Di bawah kepemimpinan Ndan Mail, Kokam Jawa Tengah mengangkat harkat martabat Muhammadiyah di hadapan ummat. Kokam mampu melakukan peran-peran otentik, tidak norak apalagi menjadi pasukan yang menyakiti hati ummat.
Ndan Ismail, seorang guru, memimpin Kokam Jawa Tengah dengan seluruh jiwa raganya. Bahkan beliau nomor sekiankan kepentingan pribadi bahkan keluarganya. Ketika saya memberikan pengajian dan pelantikan Kokam Wonosobo di salah satu cabang di dekat Dieng, Ndan Mail datang dengan mobil Suzuki Jeep-nya. Gagah dengan baret merah dan tongkat komandonya. Dia hadir sebagai pemimpin yang sederhana, disegani dan disayangi seluruh anggotanya. Saya bayangkan beliau sedang menghayati nilai-nilai yang ada pada diri Jenderal Soedirman. Ndan Mail sangat mengidolakan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Ketika Soekarno dan Hatta menyerah dan ditangkap Belanda, Jenderal Soedirman tidak mau menyerah dan memilih bergerilya untuk membuktikan pada dunia bahwa Indonesia masih ada dan tidak menyerah pada penjajah. Tidak terbayangkan bila kader Muhammadiyah yang bernama Jenderal Soedirman menyerah, maka Indonesia sudah bubar. Ndan Mail terus menyuarakan kebenaran dan tidak mau menyerah pada penjajahan di era Indonesia modern dalam bentuk apapun. Boleh jadi Ndan Mail menghayati kata-kata Jendral Soedirman, "Yang sakit Soedirman, tapi Panglima Besar tidak pernah sakit".
Ndan Ismail sahabatku. Saat ini engkau sedang disayang Allah dengan sakitmu. Saya sekeluarga, Mbah Sofwan kakung-putri, teman-teman Kokam Gantiwarno, Klaten dan seluruh Kokam se-Indonesia berdoa untuk kesembuhan panjenengan. Ya Allah, berikan yang terbaik untuk Ndan Ismail dan keluarganya. Engkau Maha Penyembuh dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Jumat, 21 September 2018) Pukul 05.50 WIB teman-teman Kokam Gantiwarno mengabarkan bahwa Mas Muhammad Ismail telah wafat pukul 05.30 WIB pagi ini di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Ajakan beliau untuk medang bareng Kokam di Klaten belum saya penuhi, Mas Mail telah dipanggil Ilahi. Semoga Kokam Klaten, Kokam Jateng dan Kokam seluruh Indonesia bisa meneruskan cita-cita dan perjuangan beliau. Semoga Mas Ismail husnul khatimah dan dilimpahi maghfirah dan Rahmat dari Allah SWT, serta dimasukkan surganya Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar