Jakarta - Penyerobotan Masjid As Salam yang secara sah dikelola Muhammadiyah awal mulanya dimulai dua atau satu tahun silam. Tanpa diketahui siapa yang melakukan, papan nama dan logo Muhammadiyah yang terpampang di depan masjid dicoret cat hitam kemudian memasang plang ilegal di halaman masjid.
Menurut informasi dari PCM Cengkareng puncaknya terjadi ketika beberapa bulan lalu saat shalat jumat, sekelompok orang dengan mengerahkan massa merebut aset milik Muhammadiyah tersebut.
Salah satu siasatnya dengan menggelar Mauludan Akbar. Akibatnya, pada saat shalat Jumat (27/2/2015) terjadi penyerangan di dalam masjid oleh sekelompok orang berbaju hitam-hitam yang menyebabkan pengurus Muhammadiyah dan takmir masjid terluka. Bahkan, pengerahan massa yang diduga kuat preman bayaran ke masjid menyebabkan terjadinya keributan.
Salah satu siasatnya dengan menggelar Mauludan Akbar. Akibatnya, pada saat shalat Jumat (27/2/2015) terjadi penyerangan di dalam masjid oleh sekelompok orang berbaju hitam-hitam yang menyebabkan pengurus Muhammadiyah dan takmir masjid terluka. Bahkan, pengerahan massa yang diduga kuat preman bayaran ke masjid menyebabkan terjadinya keributan.
Kemudian setelah Masjid As Salam dikelola kelompok tersebut, menurut pantauan kader Muhammadiyah yang ke masjid langsung, disana mulai merebak komersialisasi masjid sebagai contoh usai Jumatan para jamaah ditarik biaya parkir hingga Rp.5000,- oleh sekelompok pemuda, padahal sebelumnya hal tersebut tidak terjadi, bahkan ketika shalat Jumat para preman bayaran berjaga di depan Masjid. Saat jamaah lainnya shalat, beberapa preman malah berdiri untuk berjaga-jaga. Mereka juga pakai peci, tapi tidak ikut shalat.
Hal tersebutlah yang kemudian menggerakkan Ahad sore kader muda Muhammadiyah dengan dipimpin anggota KOKAM Muhammadiyah termasuk BKO pasukan KOKAM dari Jawa Tengah merebut kembali Masjid As Salam milik Muhammadiyah ditandai dengan penurunan plang ilegal walaupun ada perlawanan namun penurunan itu berhasil dituntaskan. [red/sp.com]
0 komentar:
Posting Komentar