Empat Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) akan mengkaji rumusan dan tatah arah gerakan ekonomi Muhammadiyah di masa depan.
Empat Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) tersebut adalah; Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terkait dengan makro gerakan ekonomi Muhammadiyah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan (STIED) Jakarta tentang filosofi pengembangan ekonomi Muhammadiyah sebagai gerakan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tentang pengembangan lembaga keuangan syariah dan keempat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tentang pengembangan ekonomi mikro terkait sektor ritel dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ketua STIEAD Jakarta, Mukhaer Pakkanna sebagai pemimpin sidang rekomendasi mengatakan, cetak biru gerakan ekonomi Muhammadiyah akan disampaikan dalam acara Muktamar Muhammadiyah di Makasar pada bulan Agustus 2015.
“Berhubung waktu muktamar Muhammadiyah sudah berdekatan pada bulan Agustus maka MEK dan Forum Dekan Fakultas Ekonomi PTM-Se Indonesia meminta kepada empat perguruan tinggi tersebut pada tanggal 20 Juni sudah selesai mengkaji hasil rekomendasi cetak biru gerakan ekonomi Muhammadiyah,” ujarnya dalam rilis yang dikirim ke redaksi.
Mukhaer memaparkan, dalam aspek makro cetak biru ekonomi Muhammadiyah berisikan tentang pengembangan ekonomi Muhammadiyah incorporate ekonomi jaringan.
Filosofinya adalah bagaimana Muhammadiyah mampu melakukan konsolidasi segala amal usaha Muhammadiyah secara integrasi dalam sistem teknologi modern.
Dengan demikian Muhammadiyah akan semakin jelas peran dan fungsinya dalam memberikan kontribusi kepada bangsa terkait pengembangan ekonomi.
Sedangkan di aspek mikro, Muhammadiyah membagi dalam dua aspek mikro yakni sifatnya yang keuangan yang berisikan tentang pengembangan lembaga keuangan syariah dan non keuangan yang berisikan tentang penyusunan pengembangan ritel usaha mikro kecil dan menengah serta kewirausahaan di Muhammadiyah.
“Inilah yang menjadi garis-garis besar dalam perumusan cetak biru gerakan ekonomi Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh MEK PP Muhammadiyah,”ujarnya.
Sementara Ketua MEK PP Muhammadiyah, Syafrudin Anhar, menegaskan, cetak biru ini merupakan hasil pemikiran MEK dan para pakar ekonomi dari dekan fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah se-Indonesia yang mencoba merumuskan agar Muhammadiyah pada abad ke-2 menjadi suatu kekuatan ekonomi yang bisa memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan adanya cetak biru inilah—menjadikan barometer bagi Muhammadiyah dalam mengembangkan kegiatan ekonomi umat.
Dalam isi cetak biru tersebut dalam 10 tahun yang akan datang Muhammadiyah fokus dalam pengembangan sektor riil diantaranya adalah dengan membangun industi otomotif, pariwisata, pangan, kelautan yang disenergikan dengan industri keuangan syariah.[hidcom]
0 komentar:
Posting Komentar