Pertanyaan: Bolehkah setelah selesai pengajian, secara rutin membaca bersama-sama/berjamaah lafal “Astaghfirullah, Robbal Baraya, Astaghfirullah Minal Khathaya” dan Surat Al Fatihah?
Jawab: Apabila yang dimaksud adalah menutup pengajian/majelis ilmu, maka yang direkomendasikan kepada warga Muhammadiyah adalah menutup majelis tersebut dengan doa-doa yang warid/ma’tsur (tersebut) di dalam hadits-hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, seperti yang disebutkan dalam hadits Abu Barzah Al-Aslami, beliau berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat hendak berdiri (meninggalkan) majelis berdoa:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
"Mahasuci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, Aku bersaksi tiada tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu."
Lalu ada seseorang yang berkata: Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan satu perkataan yang tidak engkau ucapkan sebelumnya? Beliau menjawab, "Sebagai kafarah (penghapus) terhadap apa yang terjadi di majelis". (HR. Abu Dawud dishahihkan oleh Al Albani).
Adapun bacaan/lafadh “astaghfirullah rabbal baraya,dst” bukanlah merupakan doa yang ma’tsur dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, melainkan syair yang banyak dilantunkan oleh kaum muslimin dalam senandung keseharian. Apabila disenandungkan semata, tanpa ada momen tertentu, sekedar untuk mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentu tidak ada masalah.
Namun jika terdapat suatu acara rutin, seperti pengajian Ahad pagi, pertemuan pengurus cabang atau ranting, yang melazimkan/merutinkanbacaan tersebut dibaca meskipun diikuti dengan bacaan al-fatihahtentunya hal ini adalah perkara yang ghairu masyru’ (tidak disyariatkan), dan hendaknya kita membudayakan untuk kembali kepada Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan doa-doa yang ma’tsur. Wallahua’lam.
*) Hasil Mudzakarah Majelis Tarjih dan Tajdid PCM Blimbing Bulan Januari 2013
0 komentar:
Posting Komentar