728x90 AdSpace

Latest News
Sabtu, 27 Desember 2014

Jejak Inspirator Pemimpin Sejati


Oleh: AHMAD NASRI

Judul Buku : Shalahuddin Al Ayyubi, Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis
Penulis       : Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shalabi
Penerjemah : Muslich Tamam, Lc & Ahmad Turmudzi, Lc
Penerbit     : Pustaka Al Kautsar Jakarta
Cetakan     : Pertama, Februari 2013
Ukuran      : 15,5 X 24,5 cm (hard cover)
Tebal         : XXIV + 748 halaman
ISBN         : 978-979-592-613-9

“Di antara orang-orang beriman itu ada sebagian orang yang menepati janjinya kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur (dalam perjuangan) dan ada yang menanti-nanti (mati syahid). Dan mereka tidak mengubah janjinya sedikit pun.” (Q.S. Al-Ahzab [33] : 23)
Secara umum ayat di atas adalah gambaran tentang pribadi ideal orang yang beriman dengan sungguh-sungguh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam konteks yang lebih khusus, ayat tersebut sangat pas jika ditujukan kepada para pemimpin sejati. Mereka tidak pernah ingkar janji; pada Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah mengamanahkan kepemimpinan, pada umat dan rakyat yang selalu mengharapkan kerja sebagai bukti nyata dari kata-kata indah para pemimpinnya.
Tidak berlebihan jika ayat di atas diberlakukan atas Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah, beliau adalah sosok pemimpin, panglima perang, mujahid sejati, ulama yang faqih, politisi ulung, pribadi yang zuhud, serta manusia yang memiliki kasih sayang yang luar biasa. Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah bukan hanya seorang komandan perang yang ditakuti lawan, bukan hanya seorang raja yang memainkan peran politik penuh inspirasi, bukan hanya seorang shalih yang senantiasa mendekatkan diri pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi beliau juga seorang pemimpin mulia yang senantiasa memenuhi janji, selalu konsisten dengan kesepakatan dan berhati mulia (hlm. viii).
Buku berjudul “SHALAHUDDIN AL AYYUBI, Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis” ini merupakan terjemahan dari buku berjudul “Shalahuddin Al Ayyubi wa Juhuduhu fil Qadha’ ala Ad Daulah Al Fathimiyah wa Tahriri Baitil Baqdis”. Buku tersebut adalah karya seorang sejarawan kontemporer yang sangat produktif, Syaikh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shalabi hafizhahullah. Buku ini sesungguhnya merupakan kelanjutan dari buku-buku sebelumnya yang membahas Sejarah Kenabian, masa Khulafaur Rasyidin, masa Daulah Umawiyah, masa Daulah Bani Saljuk, masa Daulah Zankiyah, masa Daulah Murabithun, masa Daulah Muwahiddun, dan masa Daulah Utsmaniyah.
Selain buku ini, penulis juga pernah menulis berbagai referensi buku sejarah Islam yang juga sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya: Sejarah Lengkap Rasulullah, The Great Leader of Umar, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah, Khawarij dan Syiah dalam Timbangan Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan masih banyak lagi.
Banyak buku yang sudah membahas tentang Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah dan sejarah perang salib, namun tampaknya buku ini terasa lebih lengkap dan kaya referensi dibanding banyak buku lain yang sudah ada. Sehingga pantaslah jika buku ini bisa menjadi panduan rekreasi sejarah dan intelektual yang lengkap seputar Perang Salib dan dinamika perjuangan Islam dalam menghadapinya, khususnya Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah (hlm. ix).
Secara lengkap, buku ini dibagi menjadi tiga bab, Bab I membahas tentang Perang Salib di Era Dinasti Saljuk; Bab II membahas Berdirinya Daulah Ayyubiyah, meliputi lahir, masa pertumbuhan dan pendidikan Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah, Akidah dan Mazhab Daulah Ayyubiyah sampai upaya Daulah Ayyubiyah menyatukan kaum Muslimin. Sedangkan Bab III membahas Perang Hittin dan Pembebasan Baitul Maqdis.
Diantara karakter mulia Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah yang disebutkan dalam buku ini adalah: ketakwaan dan ketekunan beribadah, aqidah yang lurus, kegemarannya mendengarkan Al Qur’an dan Hadis Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, keadilan, keberanian, kemurahan hati, santun, menjaga muru’ah(kehormatan), sabar dan pasrah, setia, rendah hati, serta perhatian terhadap jihad (hlm. 303-342).
Karakter Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah yang sekarang mulai ditinggalkan oleh sebagian kalangan kaum Muslimin adalah keteguhannya dalam membela aqidah Islam yang lurus. Hal ini dapat diketahui saat Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullahbersama Dinasti Zanki melakukan ekspansi ke Mesir. Hal yang dilakukan oleh Shalahuddin Al Ayyubi  rahimahullahyaitu mengembalikan dan menghidupkan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang telah lama tenggelam dari bumi Mesir karena dikuasai oleh penguasa sesat Dinasti Ubaidiyah (Fatimiyah) yang beragama Syiah Rafidhah.
Di antara upaya Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah mengokohkan mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah di Mesir adalah dengan membangun sekolah-sekolah, menarik para fuqaha untuk datang ke negaranya, serta berbaik hati kepadanya. Beberapa lembaga pendidikan yang pernah didirikan untuk menghidupkan Sunnah dan melawan kesesatan Syiah Rafidhah adalah Madrasah Ash Shalahiyah, Madrasah Masyhad Al Husaini, Madrasah Al Fadhiliyah, Darul Hadis Al Kamiliyah dan Madrasah Ash Shalihiyah (hlm. 345-348). Termasuk juga mereformasi Masjid Al Azhar yang awalnya merupakan pusat penyebaran agama Syiah Rafidhah menjadi Universitas Islam terkemuka di dunia yang masih eksis hingga saat ini (hlm. 741).
Pengokohan aqidah ini juga diterapkan Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah dalam rangkaian pembebasan Baitul Maqdis dari kalangan Kristen. Diantara pelajaran berharga dibalik pembebasan Baitul Maqdis adalah; pentingnya ulama Rabbani menyadarkan umat, mendidik generasi dengan aqidah ahlus sunnah wal jamaah, loyalitas penuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang beriman, kesatuan Islam didasari kesatuan aqidah, panji Islam dalam peperangan, mempersiapkan kader dan mengenali strategi musuh, taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi maksiyat, serta meyakini bahwa jihad fisabilillah adalah satu-satunya jalan merebut Al Quds (hlm. 665-672).
Selain reformasi di bidang agama dan pendidikan, Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah juga melakukan reformasi di berbagai bidang lainnya. Seperti reformasi sektor pertanian dengan membangun sarana irigasi, sektor perdagangan dengan menjalin hubungan dagang antara masyarakat Timur dan Barat, membangun pusat-pusat industri di berbagai kota, menghapuskan berbagai pungutan ilegal, pembagunan rumah sakit dengan fasilitas lengkap di berbagai daerah, termasuk juga penataan sistem militer dengan membentuk Dewan Militer Ash Shalahi (hlm. 460-526). Selain itu, Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah juga berhasil menghidupkan kembali kedaulatan dan pengaruh Dinasti Abbasiyah yang sempat redup di berbagai negara Islam (hlm. 742). Karena memang Dinasti Ayyubiyah bukanlah pemerintahan yang berdiri sendiri, melainkan berada di bawah dan menguatkan kedudukan Dinasti Abbasiyah.
Meskipun Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah dikenal tegas dalam hal aqidah, tapi beliau juga dikenal sebagai pemimpin Islam yang mengedepankan toleransi. Dalam invasi salib III, dihasilkan kesepahaman besar antara Islam dan Kristen dengan tercapainya Perjanjian Ramalah. Delegasi Islam mengirimkan buah-buahan dan es untuk Ricard “Si Hati Singa” ketika dia sakit, serta kemurahan hati Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah mengirim tabib untuk mengobati penyakitnya (hlm. 744).
Maka sudah selayaknya para aktivis muslim dan muharrik (penggerak) dakwah membaca buku ini agar dalam setiap gerak dakwahnya dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menentukan keberhasilan dakwah Dinasti Ayyubiyah dalam berbagai sektor, termasuk sektor kenegaraan dan hubungan diplomasi dengan berbagai negara dan agama. Selanjutnya mereka pun dapat meneladani dan mengambil pelajaran agar memperoleh kemenangan dakwah sebagaimana yang pernah diraih oleh Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah, sang inspirator pemimpin sejati. Wallahul Musta’an
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Jejak Inspirator Pemimpin Sejati Rating: 5 Reviewed By: Admin 1 TablighMu