728x90 AdSpace

Latest News
Senin, 17 Maret 2025

Ramadhan Dan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

 

Mu’tamaroh Kurnianingsih, S.E

(Anggota Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Blimbing, Sukoharjo)

 

“Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.” (Qs. Al-Qasas/28: 77)

 

Dalam hiruk-pikuk kehidupan, kita seringkali merasa lelah dikejar oleh dunia. Kesuksesan, kekayaan, karir dan prestasi seolah menjadi tolak ukur utama kebahagiaan. Banyak pula yang berlomba untuk mengejar segala hal duniawi tanpa menyadari bahwa apa yang mereka kejar hanyalah sesuatu yang sementara, bukan hal yang selamanya. Akhirnya keseimbangan hidup, di mana antara dunia dan akhirat berjalan seiring, semakin sulit untuk ditemukan. Ramadhan hadir sebagai momen istimewa untuk mengingatkan manusia akan pentingnya menyeimbangkan kembali antara upaya duniawi dan ibadah kepada Allah SWT yang bersifat ukhrawi.

Dalam konteks ini, 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen RI) menjadi sarana yang relevan untuk lebih ditanamkan kembali di bulan Ramadhan. 7 kebiasaan tersebut meliputi: (1) Bangun Pagi, (2) Beribadah, (3) Berolahraga, (4) Makan Sehat dan Bergizi, (5) Gemar Belajar, (6) Bermasyarakat, dan (7) Tidur Cepat. Gerakan ini mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini untuk memupuk karakter yang kuat: beriman dan berilmu, kokoh IMTAK dan kuat IPTEK. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak hanya akan menciptakan pribadi yang sukses secara duniawi semata, tetapi juga membekali anak dengan keimanan yang kokoh dan kesadaran akan tujuan hidup yang lebih besar: kehidupan akhirat.

 

Ramadhan: Menyeimbangkan Dunia-Akhirat

Ramadhan adalah bulan di mana umat Islam di dunia menjalankan puasa dan berbagai ibadah yang lain, termasuk berbagi kepada sesama. Di tengah aktivitas duniawi yang seringkali membuat kita terjebak dalam hingar-bingar dan gemerlap kehidupan, Ramadhan mengajarkan arti bersyukur dan muhasabah diri (introspeksi). Setiap kali kita merasakan lelah dikejar dunia, Ramadhan mengingatkan untuk kembali pada tujuan utama kehidupan, yaitu mencari ridha Allah SWT.

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang dikemukakan di atas sejalan dengan ajaran Islam yang terkandung dalam nilai-nilai Ramadhan. Misalnya, kebiasaan bangun pagi selama Ramadhan mengajarkan akan kedisiplinan waktu. Saat bangun sebelum sahur, anak-anak terbiasa memulai harinya lebih awal dengan semangat, disiplin, dan penuh energi, yang bertujuan mempersiapkan untuk menjalani aktivitas sepanjang hari dengan lebih baik. Di dalamnya terkandung nilai kesadaran bahwa waktu adalah salah satu bentuk kenikmatan yang harus digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Pepatah mengatakan, “Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”

Selanjutnya, dalam Ramadhan, beribadah tentu menjadi fokus utama. Melalui kegiatan seperti puasa, shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan berzikir, anak-anak belajar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di sinilah kita berupaya menguatkan spiritualitas selama Ramadhan. Mengingat bahwa Allah SWT adalah tujuan utama dalam hidup, bukan sekadar mengejar kenikmatan duniawi yang sifatnya hanya sementara. Allah SWT berfirman, “Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Qs. Al-Kahfi/18: 110).

Berolahraga di bulan Ramadhan juga memiliki urgensi yang tidak kalah penting. Meski sedang menjalani puasa, penting bagi anak untuk tetap menjaga kesehatan fisik. Apalagi kesehatan merupakan salah satu hal terpenting yang harus dimiliki untuk menjalani ibadah-ibadah di bulan Ramadhan. Ramadhan mengajarkan keseimbangan antara menjaga tubuh tetap sehat dengan menahan lapar dan haus, sehingga mereka terbiasa untuk disiplin menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dalam hadis yang terkenal Rasulullah SAW bersabda, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: …(kedua) waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu,…” (HR. Al Hakim).

Selain itu, dalam makan sehat dan bergizi, Ramadhan mengajarkann pentingnya bersyukur atas rezeki yang Allah SWT berikan. Memilih makanan yang bergizi dalam sahur dan berbuka puasa mengajarkan kita untuk tidak hanya memuaskan keinginan semata, tetapi juga menjaga tubuh agar tetap sehat dalam menjalankan ibadah. Kandungan gizi yang seimbang tentu akan menjadikan puasa kita dan ibadah yang lain menjadi lebih maksimal. Makanan yang sehat dan bergizi menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan untuk menjalani kehidupan dengan baik. Allah SWT berfirman, “Makanlah sebagian apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai (rezeki) yang halal lagi baik dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (Qs. An Nahl/16: 114).

Kebiasaan lain yang harus terus ditanamkan adalah gemar belajar. Di bulan Ramadhan, anak-anak dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan keimanan dan ilmu, baik melalui membaca Al-Qur’an, maupun mengikuti kajian keislaman yang merebak di berbagai tempat. Kebiasaan gemar belajar ini mendukung anak-anak untuk terus mengeksplorasi ilmu sebagai bekal menjalani kehidupan dunia dan akhirat. Masjid dan mushala termasuk lembaga pendidikan harus membuat kegiatan-kegiatan belajar yang dapat meningkatkan iman dan takwa, serta membentuk akhlak mulia. Hal itu dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan, seperti tadarus Al-Qur’an, pesantren kilat dan kajian keislaman. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).

Dalam Ramadhan, berbagi dengan sesama melalui zakat, infak, dan sedekah adalah di antara bentuk nyata dari bermasyarakat. Anak-anak mulai belajar untuk peduli kepada sesama, menguatkan empati, dan melatih diri untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Hal ini juga dapat menanamkan nilai solidaritas dan gotong royong. Allah SWT berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (Qs. An-Nisa’/4: 36).

Terakhir, kebiasaan tidur cepat di bulan Ramadhan mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan tubuh dan waktu beribadah. Tidur yang cukup akan memberikan energi untuk menjalani puasa dan ibadah yang lain dengan lebih baik, sekaligus memberikan waktu untuk bermunajat kepada Allah SWT. Kebiasaan tidur cepat ini mengingatkan kita untuk mengatur waktu dengan bijak, memprioritaskan akhirat tanpa melupakan kepentingan dunia. Allah SWT berfirman, “Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (Qs. Al Qasas/28: 73).

 

Dunia yang Kerdil vs Akhirat yang Kekal

Ramadhan mengingatkan kita bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara. Kesuksesan yang dikejar melalui kekayaan, jabatan, atau kedudukan hanyalah sesuatu yang bersifat sementara dan tidak bisa memberikan kebahagiaan sejati. Kesuksesan yang sejati hanya bisa ditemukan ketika kita memahami bahwa dunia hanyalah tempat yang kecil dibandingkan dengan luasnya kehidupan akhirat.

Kita melihat betapa mudahnya terjebak dalam siklus mengejar dunia tanpa memikirkan akhirat. Padahal Allah SWT telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya, dan tugas kita adalah beramal sholeh. Dunia memang penting, tapi akhirat yang jauh lebih penting dan harus menjadi prioritas utama. Mengejar dunia bukanlah sesuatu yang salah, asalkan kita tahu bahwa dunia ini tidak bisa dibandingkan seujung kuku pun dengan akhirat yang kekal.

Mengapa kita harus terengah-engah mengejar dunia jika Allah SWT telah menyediakan rezeki untuk kita? Allah SWT berfirman, “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Qs. Al-Mulk/67: 15)

Ayat tersebut menegaskan bahwa bumi dan segala yang ada di dalamnya telah disediakan oleh Allah SWT untuk kita. Rezeki itu dijamin oleh-Nya, kita tidak perlu berlebihan hingga mati-matian mengejar dunia. Yang perlu kita khawatirkan adalah amal kita, yang tidak pernah dijamin akan masuk ke surga. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam membagi waktu antara usaha dunia dan ibadah akhirat.

 

Refleksi Akhirat dalam Ramadhan

Ramadhan bukan hanya bulan di mana kita menahan lapar dan haus, tetapi juga bulan yang menjadi ajang refleksi diri. Kita diajak untuk memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, meningkatkan ibadah, dan menyadari bahwa dunia yang kita kejar sebenarnya hanya bersifat sementara. Kesuksesan sejati adalah ketika kita mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.

Mengikuti dan menanamkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat selama Ramadhan membantu kita dan anak-anak kita untuk terus mengingatkan diri agar tidak terlalu mencintai dunia dan kemudian melupakan akhirat. Setiap amal kecil yang kita lakukan selama Ramadhan, seperti puasa, shalat, berbagi, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah, menjadi bagian dari investasi untuk kehidupan kekal di akhirat kelak.

Jangan sampai kita terjebak dalam keletihan yang sia-sia mengejar dunia, hingga akhirnya kita kehilangan arah hidup yang sebenarnya, hidup yang penuh berkah dan menuju surga. Dunia ini kerdil dan tidak ada artinya dibandingkan dengan akhirat yang kekal. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi). Wallahu a’lam bish-shawab.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Ramadhan Dan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Rating: 5 Reviewed By: Admin 2 TablighMu