Khutbah Jumat: Menyikapi Virus Corona
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia...
Alhamdulillah. Setelah bersyukur kepada Allah SWT dan bershalawat atas Rasulullah SAW, marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia...
Belakangan ini, ramai diperbincangkan di negara kita, bahkan di seluruh dunia tentang muncul dan mewabahnya penyakit yang meresahkan dan menakutkan, yang disebut dengan Virus Corona. Kewajiban seorang muslim pada setiap keadaan, termasuk tatkala muncul musibah adalah dengan selalu bertakwa dan berpegang teguh kepada petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW. Saat membahas tentang masalah dan hal-hal untuk menanggulanginya, hendaklah selalu dibangun di atas asas yang syar’i. Berikut beberapa nasihat terkait kejadian ini.
Pertama, Tawakal kepada Allah
Dalam segala kondisi, seorang muslim wajib bergantung kepada Allah SWT, bertawakal dan berkeyakinan bahwa segala perkara di bawah kuasa Allah. Allah SWT berfirman:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 11)
Maka sepantasnya seorang muslim menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT. Dengan cara berharap, bersandar, bertawakal dan tidak mencari kesembuhan, keselamatan ataupun kesehatan kecuali hanya dari Allah SWT.
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia...
Kedua, Takwa Kepada Allah
Wajib bagi setiap muslim untuk menjaga hak-hak Allah SWT. Yakni dengan mengerjakan ketaatan, menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Nabi SAW bersabda,
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Al-Hakim)
Takwa merupakan sebab keselamatan dan penjagaan Allah SWT di dunia dan akhirat. Kalaupun dengan bertakwa tetap tertimpa musibah, maka itu justru akan semakin mengangkat tinggi derajat kita di sisi Allah SWT.
Ketiga, Berikhtiar dan berusaha
Islam mengajarkan kita untuk berusaha dan berupaya guna mengobati penyakit, baik pencegahan maupun penyembuhan. Hal ini tidak bertolak belakang dengan sikap tawakal. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk menghadapi wabah ini, Nabi SAW bersabda, “Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia...
Keempat, Jangan hanyut dengan hoax
Seorang muslim seharusnya tidak gampang terpengaruh kabar-kabar dusta. Karena sebagian orang dalam situasi seperti ini mudah menyebarkan hal yang belum jelas kebenarannya, sehingga justru berakibat munculnya keresahan di masyarakat. Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6)
Kelima, Bersabar
Allah SWT berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ, الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ. أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Musibah yang menimpa seorang muslim, entah kepada dirinya, keluarganya, hartanya, dan sebagainya, jika diterima dengan sabar dan lapang dada, niscaya akan meninggikan derajat di sisi Allah SWT. Maka tatkala musibah datang, seyogyanya kita niatkan untuk mendapat ridha dan pahala Allah SWT. Jika dikaruniai kesembuhan, bersyukurlah. Sehingga pahala pun juga akan diraih. InsyaAllah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia...
Keenam, Memperkuat Diri Dengan Zikir
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang dari setiap malamnya kalimat:
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ
(dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak aka nada apa pun yang membahayakannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Salah satu benteng untuk memperkuat diri kita adalah dengan banyak berzikir dengan zikir-zikir yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW; zikir pagi dan petang, zikir setelah shalat, dan yang lainnya. Sebagai perlindungan diri, Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk rajin membaca ayat kursi, dua ayat terakhir Al Baqarah, tiga surat qul di urutan terakhir Al Qur’an, dan yang lainnya.
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia...
Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah SWT memberi taufik dan hidayah. Aamiin...
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia...
Sesungguhnya musibah yang paling besar adalah musibah yang menimpa keimanan. Ini merupakan ujian yang paling besar di dunia dan akhirat. Sebab menyeret kepada puncak kesengsaraan yang tak berujung. Syuraih Al-Qadhi berkata, “Sesungguhnya aku ditimpa musibah dan aku memuji kepada Allah karena empat hal: (1) Aku memuji Allah atas ujian yang tidak lebih besar dari yang menimpa ini; (2) Aku memuji Allah tatkala aku diberikan kesabaran atasnya; (3) Aku memuji Allah karena diberikan taufik mengucapkan kalimat Istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un) hingga mengapai pahalanya; (4) Aku memuji Allah karena musibah yang menimpaku bukan musibah dalam agamaku.”
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
0 komentar:
Posting Komentar