Surakarta - Penindasan Pemerintah China terhadap etnis Muslim Uyghur semakin menjadi-jadi. Dari berbagai media diberitakan bahwa seluruh identitas Islam dilucuti, tidak boleh menggunakan nama Islam, dilarang memakai jilbab, dilarang belajar Al-Qur’an dan Islam, dilarang berjenggot, bahkan wanita muslimah dipaksa menikah dengan kafir China. Mereka ingin meniadakan dan membersihkan muslim di Uyghur.
Berbagai kejadian tersebut membuat semua hati muslim se-Indonesia tergerak. Jumat (21/12/2018) berbagai elemen muslim di Soloraya melakukan aksi solidaritas untuk muslim di Uyghur. Aksi Solidaritas ini dihadiri oleh kurang lebih 6.000 ummat Islam dimulai pukul 13.00 WIB, start yang dimulai dari Masjid Kota Barat dan finish di Patung Gladak. Ratusan Kokam Cabang Blimbing turut hadir mensukseskan acara ini.
Aksi Solidaritas Muslim Solo-Indonesia untuk Muslim Uyghur bertujuan untuk mendesak pemerintah Indonesia agar menanggapi permasalahan kekerasan yang dialami oleh Muslim Uyghur dan memberikan rasa empati kepada muslim Uyghur. Acara aksi solidaritas ini berisi orasi dan tausyiah dari ustadz-ustadz. Salah satu orasi disampaikan oleh Ustadz Sahadi Abu Azzamain, Wakil Direktur Pondok Pesantren Imam Syuhodo yang juga Wakil Ketua Majelis Tarjih PDM Sukoharjo.
Selain orasi, ada pula pembacaan puisi, qiro’ah dan do’a bersama untuk Muslim Uyghur. Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua DSKS Surakarta Dr. KH. M. Muninudunillah BAsri, Lc, MA. Aksi Solidaritas berjalan dengan lancar dan damai. Dengan balutan do’a-do’a yang dilantunkan oleh ustadz-ustadz semoga Muslim Uyghur segera dibebaskan dari kekerasan yang dialami. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan ketabahan kepada saudara-saudara kita di Uyghur. (Red. Isnaeni Sofiana)
0 komentar:
Posting Komentar