Surabaya - Menjadi orang tua bijak cukup berat, tetapi menjadi orangtua yang amanah, telaten, penyayang, dan lembut mengurus anak adalah harus diusahakan setiap orangtua. Karena orangtua sejatinya adalah sosok atau tokoh panutan anak-anak. Demikian disampaikan Pakar Psikologi Anak Bagoes Sanyoto, M.Psi pada silaturahmi sekolah dan orangtua/wali murid kelas 1 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, di Auditorium TMB, Sabtu, 2 April 2016.
Penulis buku Spirit of Change itu menegasakan orangtua harus menjadi teladan mulia bagi anak-anaknya. lebih-lebih untuk urusan cinta kepada Allah. untuk itu orangtua harus membiasakan diri mengaji al-Quran kemudian mengajari anak untuk menyukai membaca al-Quran. "Anak-anak harus senang membaca al Quran, Bapak Ibu, karena itu kunci kesuksesan anak," katanya dihadapan 150 audiens. Dia mengatakan, ingat Allah itu wajib (dzikrulloh) dulu, kemudian berdoa (meminta) kebaikan-kebaikan kepada Allah.
Pak Bagoes mengatakan, menasihati anak harus tahu waktu. Waktu yang paling baik adalah setelah makan, setelah shalat, setelah mengaji. Karena di waktu itu anak akan memperhatikan betul. Nasihat orangtua kata dia, tidah harus berbentuk “khotbah”, nasihati dia dalam tindakan0perilaku baik orangtua. “Anak-anak akan mendengar dan melihat apa yang dikerjakan orangtua. Maka perlihatkan yang dapat diteladani anak. Misal, pagi hari, bertanyalah pada istri: ‘Dek, apakah kamu sehat hari ini? alhamdulillah, saya berangkat kerja ya!’ Begitu. Bukan, dek, I'm go. jangan," katanya.
Manusia normal itu, lanjut Pak bagoes, menyukai keindahan. Setiap orangtua harus menghargai tahapan perjalanan hidup setiap hari. Harus dengan cara yang baik-baik, supaya anak dapat menyaksikan dan mendengar apa yang baik-baik dari orangtua. Kepada anak da menegasakan agar mendidik dimulai dari mau tidur, bangun, dan selama sadar. Ketika hendak mengantar anak tidur, dia menyarankan untuk berdialog. Ajaklah si kecil bicara begini: "Besok tolong kamu bangun sendiri ya, nak," dia mencontohkan. Kata itu membangun karakter, kata itu direkam anak untuk berkomitmen dan menyimpan pesan baik di alam bawah sadar dengan optimal.
Terakhir, Pak Bagoes mencontohkan konsep lain dalam memberi telaten mendidik anak. Dikatakan, jika anak sedang tidak senang hatinya (bad mood), orangtua sebaikanya memakai "rumus” hek-hek-hek menghadapi anak. “Yaitu, permainan yang aturanya orangtua memberi pertanyaan dan menjawab sendiri. Contoh, sebutkan dua huruf yang tidak disukai seorang murid, jawabannya, pe (P) dan er (R), ek..hek.. hek...” tukas Pengasuh program Klinik Psikologi Anak di Radio Suara Surabaya itu lantas disambut applause seisi aula. (mulyanto)
0 komentar:
Posting Komentar