Jakarta - Isu pernikahan lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) kembali hangat di Indonesia pasca Mahkamah Agung Amerika Serikat dan beberapa negara melegalkan pernikahan sesama jenis. Baru-baru ini publik dihebohkan dengan aktivitas sekelompok mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia yang menamakan diri Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC) yang disinyalir merupakan kelompok pendukung dalam berbagai masalah seksual, termasuk LGBT.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Beni Pramula mempertanyakan ketegasan pemerintah untuk melarang aktifitas LGBT di Indonesia. Pasalnya, menurut Beni perilaku lesbian dan gay tidak sesuai dengan ajaran Islam yang merupakan agama mayoritas di Indonesia, di samping itu menurut Beni LGBT juga bertentangan dengan budaya, ideologi, falsafah dan konstitusi bangsa Indonesia.
“Lesbian, gay, homoseksual atau yang disebut LGBT itu pada dasarnya adalah perilaku yang menghardik kemanusiaan, perilaku yang melawan takdir kemanusiaan, apalagi dalam konteks Indonesia, jelas LGBT ini bertentangan dengan kebudayaan, ideologi, falsafah, dan konstitusi di Indonesia. Memang kita bukan negara agama, tapi kita negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius-ketuhananan. Makanya pemerintah harus taat pada sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan yang Maha Esa sebagai pegangan berbangsa dan bernegara. Jelas perilaku LGBT tidak sesuai dengan ajaran Islam yang merupakan agama mayotitas di Indonesia, tidak hanya Islam, sesungguhnya agama apapun tidak ada yang membenarkan perilaku LGBT ini, oleh karenanya pemerintah harus tegas melarang aktifitas LGBT di Indonesia,” tegas Beni Pramula, Sabtu (23/01/2016), dilansir laman Kabar Pergerakan.
Beni juga mengajak semua elemen masyarakat khususnya para pelajar, mahasiswa dan pemuda untuk sama-sama menolak dan mengatakan perlawanan terhadap LGBT.
“Bagi saya sangat disayangkan, jika benar di pusat-pusat kampus, di lembaga-lembaga pendidikan sudah dimasuki LGBT, kalau benar, ini merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan yang maha esa. Oleh karenanya saya mengajak semua elemen bangsa, baik aktor-aktor pendidikan di kampus-kampus dan sekolah, lebih khusus lagi kepada para pelajar, mahasiswa, dan pemuda untuk sama menyatakan anti dan perlawanan terhadap LGBT yang jelas-jelas mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara kita,” tutur Beni.
Menurut Beni DIKTI juga harus bertanggung jawab terkait dengan isu-isu yang tersebar bahwa LGBT saat ini berkeliaran di kampus-kampus dan di lembaga-lembaga pendidikan. Menurut Beni, Pendidikan sebagai laboratorium pembentukan karakter dan moralitas bangsa, seharusnya tidak kemasukan perilaku-perilaku yang tidak bermoral seperti LGBT, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai religius khususnya syariat Islam.
“Lembaga Pendidikan itu kan sebagai laboratorium pembentukan moralitas, akhlak dan karakter anak bangsa, tapi jika benar perilaku tak bermoral seperti LGBT itu menggerogoti dunia pendidikan kita, ini menurut saya sangat berbahaya. Berarti ada yang salah dong dengan penyelenggaraan pendidikan kita, jika benar LGBT sudah berkeliaran di kampus, maka DIKTI harus melakukan evaluasi terhadap penyelenggaran pendidikan kita, jangan sampai anak-anak bangsa dirusak moralitas dan akhlaknya,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar