Oleh : Lady Farhana *)
Ketua Umum PC IMM Djazman Al-Kindi Kota Yogyakarta
Dalam usia IMM melebihi setengah abad, perjalanan IMM dalam membumikan gerakan sedikit banyaknya diperhitungkan sejarah yang menuliskan langkah-langkahnya. Hakikatnya, sebagai organisasi kader, organisasi dakwah, dan gerakan mahasiswa, IMM memiliki niat, tekad, dan realitas prilaku untuk memperbaiki situasi yang tidak diharapkan pada bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. IMM turut menyumbang karya karena elemen kehidupan menjadi keyakinannya adalah ladang ber-amar-ma’ruf nahi mungkar menjadi sesuatu yang harus dan tidak bisa dipisahkan.
IMM yang hakikatnya terlahir jauh tercetus dari kelahirannya pada tahun 1964, ruh semangat mahasiswa Muhammadiyah telah menggelora dalam jiwa-jiwa mahasiswa ber-Muhammadiyah lantas risih dengan keadaaan bangsa yang mulai mencekik. Penindasan ke penindasan oleh penguasa bermental penjajah, kehidupan yang tidak sesuai keinginan Islam, Islam kerap diselubungi kepentingan, dan carut-marutnya kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi dasar bahwa IMM harus segera lahir di tengah kondisi tersebut.
Ibarat sedang dalam ujung pijakan yang akan menjatuhkannya ke dalam jurang, IMM diharapkan lahir sebagai penentu selamat atau tidaknya bangsa ini dalam mencapai kehidupan yang baik. Bukan berlebihan, mahasiswa yang memiliki jiwa-jiwa kegelisahan dalam situasi yang tidak memihak keadilan atau perikehidupan yang tidak sesuai yang dicita-citakan segera mereka atasi, terlebih jiwa-jiwa itu dimiliki mahasiswa yang bergerak dengan gagasan ber-Muhammadiyah, yaitu mahasiswa Muhammadiyah itu sendiri.
Penentu berarti yang menentukan selamat atau tidak, penentu berarti yang memutuskan akan menjadi baik atau tidak, penentu adalah tentang kesadaran bahwa Kami harus bergerak dan membuat orang lain bergerak’, itulah yang dimiliki jiwa-jiwa ber-IMM. Menentukan detik-detik ke-kritis-an bangsa dari kematian menjadi energi kehidupan untuk bergerak kembali. IMM menentukan dengan semangat dan tulus ikhlas : tugas dan kewajiban kehidupan untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa.
Berjalan dengan berbagai dinamika zaman yang dilalui, IMM tetap memiliki kewajiban dan terus memiliki kewajiban yang sama : menekadkan diri dalam Islam, ber-ghirroh Muhammadiyah, dan memusuhi ketidakadilan. Dalam lingkup kecil, kita mulai coba berefleksi, sudahkah IMM mewarnai institusi, organisasi, dan orang-orang yang berada di sekitar IMM dalam menyampaikan dan menularkan semangat, gagasan, dan cita-cita yang diinginkan IMM? IMM harus menjadi penentu : penentu perubahan, penentu perkembangan peradaban dengan nilai-nilai yang kita yakini dan perjuangkan.
Engkau, kader IMM...
Saat telah mengikrarkan di sini, kehadiranmu adalah penentu...
Lebarkanlah sayap dakwah, lawanlah kemungkaran, berdirilah dalam kebenaran...
Baik tidaknya kehidupan ada di tanganmu, karena engkau sebagai penentu kebenaran itu...
*) Tulisan ini sebelumnya pernah dimuat di Sangpencerah.com
0 komentar:
Posting Komentar