Makassar - Bendahara PP Muhammadiyah Dr. Anwar Abbas meraih suara tertinggi dalam daftar 39 anggota tetap PP Muhammadiyah 2015-2020. Anwar mengaku terkejut, namun juga meyakini tidak selalu suara terbanyak yang terpilih.
"Ya saya terus terang saja terkejut, saya bisa dapat suara terbanyak," kata Anwar Abbas di arena Muktamar Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Ahad (2/8/2015), dilansir Detik.
Tokoh yang dikenal sebagai ekonom Muhammadiyah itu mengatakan, pemilihan 39 nama dari 82 calon oleh 197 peserta Tanwir yang hadir, barulah tahap awal. Nantinya, 39 nama itu akan kembali dipilih menjadi 13 oleh ribuan peserta Muktamar.
"Saya kan belum tentu terpilih, yang memilih baru 197 orang. Besok (Muktamar) 2.400 orang. Jangan-jangan saya nomor 39 besok. Bisa terjadi, saya ndak lagi dianggap," ucap tokoh kelahiran Sumbar yang pernah menjadi anggota MPR itu.
Sementara itu, anggota tetap yang juga terpilih dalam 39 daftar calon pimpinan pusat Muhammadiyah Dr Nadjamuddin Ramly, mengatakan Anwar Abbas punya kiprah yang panjang di Muhammadiyah.
"Beliau punya sejarah panjang di angkatan muda Muhammadiyah, mulai dari IMM (Ciputat), sejak mahasiswa dan Pemuda Muhammadiyah. Dan beliau selalu ada dalam 'kabinet' Pak Din, bahkan sebelum Pak Din sudah aktif di Muhammadiyah," ucap Nadjamuddin yang duduk di samping Anwar saat wawancara.
Selama kepemimpinan Din Syamsuddin, Anwar Abbas banyak dipercaya dalam berbagai agenda penting Muhammadiyah di nasional atau global. Konsep ekonominya juga memberikan kontribusi besar bagi Muhammadiyah.
"Buah pikirannya cerdas, seperti menjadikan Muhammadiyah holding company. Aset amal usaha Muhammadiyah jadi satu untuk pengembangan Muhammadiyah, jadi tidak ada amal usaha yang sangat kaya atau sangat miskin," paparnya.
Amal usaha dimaksud adalah TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, pesantren, rumah sakit, yayasan dan amal usaha lainnya di Indonesia yang dibangun, dikelola dan dimiliki oleh Muhammadiyah.
"Jadi Pak Anwar dengan usia 60 tahun saya kira kalau dapat suara terbanyak di Tanwir itu sudah wajar," imbuh Nadjamuddin. [red/dtk]
0 komentar:
Posting Komentar