728x90 AdSpace

Latest News
Senin, 31 Agustus 2015

Jadikan Tahlilan Sebagai Barometer Pancasilais adalah Pemikiran Sempit

 
Jakarta - Menjadikan ukuran seseorang itu pancasilasis atau tidak pancasilais dengan hanya suka tahlil atau tidak tahlil dinilai sebagai sebuah pemikiran yang sempit.  Demikian disampaikan pemerhati pemikiran Islam, Dr. Adnin Armas, M.A.
“Ucapan Dr. Aqil Siraj yang menyatakan jika anti tahlilan berarti pancasilanya diragukan menunjukkan pikirannya yang sempit,” tegas Adnin, Sabtu (29/08/2015) pagi, dilansir Hidayatullah.
Pernyataan Adnin ini disampaikan guna menanggapi pernyataan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siraj dalam acara halaqah kebangsaan bertema “Pancasila Rumah Kita: Perbedaan adalah Rahmat” di Aula Gedung PBNU Lantai 8, Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Seperti diberitakan Hidayatullah, dalam halaqah itu, Saiq Aqil sempat mengatakan bahwa orang yang tahlilan pancasilanya mantap, sedang yang anti tahlilan diragukan.
Menurut Adnin yang juga anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini, pernyataan seperti itu hanya akan melukai hati bangsa Indonesia yang tidak mengamalkan tahlilan. Sebab, lanjutnya, banyak warga negara Indonesia yang tergabung dalam berbagai ormas seperti Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad, Dewan Da’wah dan sebagainya yang tidak mengamalkan tahlilan.
Direktur eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) Jakarta tersebut menyebutkan bahwa banyak tokoh umat Islam baik itu yang dahulu maupun sekarang, yang tidak diragukan perjuangannya pada Indonesiaan tetapi mereka sekaligus tidak mengamalkan tahlilan.
“Misalnya, tokoh-tokoh bangsa dari Muhammadiyah termasuk yang merumuskan Pancasila adalah tokoh tokoh yang tidak mengamalkan tahlilan,” kata Adnin.
Ia menyebut beberapa nama pejuang kemerdekaan yang mayoritas adalah ulama dari Muhammadiyah.  Ia mencontohkan, Prof. Dr. Mr Raden Kasman Singodimejo, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir yang terlibat langsung dalam Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junby Cosakai/BPUPKI).
Menurutnya, siapa yang berani meragukan nama-nama ini dalam pembelaan pada Negara dan Bangsa?
Lebih lanjut, menurut Adnin,  masalah tahlilan adalah khilafiyah. Dan menjadikan masalah khilafiyah sebagai kriteria pancasilais adalah sikap yang justru tidak pancasilais.
“Aqil tidak bijak menjadikan tahlilan sebagai barometer pancasilais,” pungkas Adnin. [red/hidcom]
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Jadikan Tahlilan Sebagai Barometer Pancasilais adalah Pemikiran Sempit Rating: 5 Reviewed By: Admin 1 TablighMu