728x90 AdSpace

Latest News
Minggu, 05 Juli 2015

Mentalitas Takwa di Dunia Nyata


Jika bicara normatif, betapa kaya dan utama luar biasa Islam dan kepribadian Muslim. Para kiai, ustadz, mubaligh, khatib, dan siapa pun yang menyuarakan Islam dalam karakter kemusliman pasti indah, mulia dan utama. Kepribadian Muslim manakala dilekatkan dengan ciri-ciri kemukminan dan ketakwaan bahkan semakin ideal. Karakter ketakwaan sebagai rujukan utama ke-Islaman dalam tataran norma bahkan merupakan puncak dari sosok kepribadian Muslim baik secara pribadi maupun kolektif. Pendek kata, ketika Islam dan kepribadian Muslim, Mukmin dan muttaqin disuarakan dalam kata, bahasa, tulisan, ceramah, dan ungkapan-ungkapan verbal lainnya merupakan khazanah yang serba utama dan tak ada taranya di muka bumi.
Bagaimana dengan praktik dalam tindakan, laku, perbuatan dan dunia nyata? Kita berharap semua keutamaan Islam terwujud dan teraktualisasikan secara nyata dan konsisten dalam kehidupan setiap Muslim secara individu maupun kolektif. Muslim dalam kata sejalan dengan tindakan. Mukmin dalam ucapan seirama dengan tindakan kemukminan. Muttaqin dalam tulisan dan ungkapan benar-benar tampak nyata dalam seluruh perbuatan. Dengan demikian lahirlan sosok-sosok manusia Muslim, Mukmin dan muttaqin yang senyatanya, bukan sekadar seharusnya. Sudahkan semuanya sejalan, seirama dan menyatu dalam dunia nyata? Harapan utamanya memang demikian, sehingga setiap orang Islam maupun kaum Muslimin secara keseluruhan menjadi umat terbaik atau khayra ummah.
Kini dunia kehidupan di keluarga, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan universal membutuhkan kehadiran kepribadian setiap Muslim dan umat Islam yang utama dalam kenyataan. Jika bicara indah di kata, elok pula dalam perbuatan dan tindakan. Bukan sebaliknya, kosakata serba utama keluar bak mutiara gemerlap dari langit seperti ikhlas, ihsan, ma’ruf, khayr, karimah, dan lain-lain tetapi dalam praktik penuh jauh panggang dari api. Alangkah indahnya manakala kepribadian takwa atau muttaqun menjadi pakaian luar
dan dalam dari setiap Muslim dam Mukmin, ketika sendiri maupun berkelompok. Sehingga cahaya Islam benar-benar memancarkan sinarnya di dunia nyata, bukan sekadar di angkasa raya.
Bangsa Indonesia juga mengalami hal yang sama, kerapuhan mentalitas dalam kepribadian, laku dan tindakan. Para ahli menyebutnya penyakit mentalitas. Padahal mayoritas penduduk negeri ini orang Islam, sehingga penyakit mentalitas itu sesungguhnya penyakit kaum Muslimin juga. Mayoritas Muslim secara jumlah seolah belum mewarnai seutuhnya mentalitas bangsa, karena di tubuhnya sendiri masih terdapat jarak yang lebar antara ajaran Islam yang seharusnya dengan praktik kehidupan Muslim yang senyatanya. Jangankan menjadi manusia muttaqun atau muttaqin sebagai puncak tertinggi kepribadian, untuk menjadi manusia Mukmin atau lebih ke bawah lagi manusia Muslim masih bersifat verbal. Sebagian kalangan menyebutnya berhenti pada tangga Islam Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Islam syari’at minus hakikat dan makrifat.
Alangkah dahsyatnya bangsa Indonesia manakala kaum Muslim selaku mayoritas menyatu dengan kepribadian bangsa yang terwujud dalam mentalitas yang serba utama baik dalam norma maupun dunia nyata. Bahwa manusia Indonesia secara standar menampilkan sosok-sosok manusia bertakwa. Ketakwaan lahir dan batin, seberapapun belum atau tidak mencapai tangga sebagaimana pesan Allah dalam Al-Qur’an untuk menjadi orang yang sebenar-benarnya bertakwa (Q.s. Ali Imran: 101). Setidak-tidaknya berusaha seoptimal mungkin untuk menampilkan kepribadian takwa di dunia nyata. Karena ranah ikhtiar, maka patokannya bagaimana menguatkan tekad dan usaha untuk mewujudkan atau menampilkan berkepribadian takwa dalam wujud kepribadian, sikap, tingkahlaku, tindakan, dan perbuatan. Bukan karena takwa berhenti dalam buaian keindahan retorika, lisan, dan kata belaka. [Haedar Nashir dalam Majalah SM 18 / 95 | 16 - 30 September 2010]
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Mentalitas Takwa di Dunia Nyata Rating: 5 Reviewed By: Admin 1 TablighMu