JAKARTA - Mengusung tema ‘Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia  Berkemajuan’, muktamar Muhammadiyah mengagendakan 5 hal. Pertama,  pembahasan dan sosialisasi program, visi dan misi Muhammadiyah. Baik  program prioritas 5 tahun kedepan, maupun visi Muhammadiyah hingga tahun  2025 nanti.
"Namun, yang paling penting, dalam muktamar nanti yang akan  difokuskan adalah program 5 tahun kedepan," kata Ketua PP Muhammadiyah,  Haedar Natsir saat bersilaturahim ke DPP Partai Nasdem, Selasa (28/7), dilansir Republika Online.
Agenda kedua adalah pemilihan ketua umum PP Muhammadiyah. Ketiga,  kata Haedar Natsir, muktamar akan membahas isu strategis mengenai bangsa  dan dunia kemanusiaan secara universal. Selanjutnya juga ada agenda  tentang dakwah komunitas, yaitu memerbaharui model dakwah konvensional  saat ini dengan pendekatan baru ke komunitas-komunitas.
Agenda kelima adalah pembahasan tentang Indonesia sebagai bangsa yang  berpegang Pancasila, yaitu membahas prinsip-prinsip moral sesuai  Pancasila yang lebih modern. “Isu kebangsaan misalnya, yang sudah kita  lakukan dengan Jihad Konstitusi, yaitu soal sumber daya air, dan sumber  daya alam yang harus kita kelola sebaik-baiknya, karena air itu problem  krusial,” imbuh dia.
Sementara itu, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh mengatakan, tema  muktamar Muhammadiyah sejalan dengan pemikiran Nasdem. Antara Nasdem dan  Muhammadiyah memiliki kesamaan melihat realitas dan kondisi sosial  Indonesia saat ini.
Konsentrasi keduanya juga sama yaitu terkait semakin gencarnya  demoralisasi dari semangat dan cita-cita bangsa Indonesia. Sebab,  Indonesia sebenarnya sudah memiliki konsepsi dan cita-cita dari para  pendiri bangsa. Namun, seiring waktu, semangat untuk mencapai cita-cita  itu perlahan pudar dengan sikap skeptis dan negatif masyarakat sendiri.
“Titik temu antara Nasdem dan Muhammadiyah ingin membangun  konsentrasi utama yaitu kemalinya moralitas berbangsa dan bernegara,”  kata dia di DPP Nasdem.
Menurutnya, Indonesia boleh tertinggal dalam hal pembangunan secara  fisik, namun jangan sampai tertinggal masalah konsep dan semangat  berbangsa. Kalau tertinggal soal infrastruktur, imbuh dia, dapat dikejar  jika Indonesia sudah kaya, tapi kalau tertinggal soal konsep, menjadi  masalah yang berat. Di sini, pendidikan menjadi kunci utama untuk  menyelesaikan. [red/ROL]
 

 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar