Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas mengatakan bahwa pemberontakan Syiah Hautsi yang terjadi di Yaman tak bisa dilepaskan dari Iran.
Menurutnya, pemberontakan Syiah Hautsi di Yaman harus menjadi pelajaran bagi umat Islam Indonesia agar tidak menganggap enteng masalah Syiah.
“Karena Iran sudah ikut campur, karena sudah dipengaruhi oleh Syiah Imamiyah Itsna Asy’ariyah dari Iran, mereka (Syiah Hautsi) akhirnya memberontak,” kata Yunahar di Jakarta, Selasa (03/03), seperti diberitakan laman Kiblat.
Tokoh yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini menambahkan awalnya kehidupan beragama di Yaman berlangsung tertib.
Namun pengaruh Syiah Iran yang memiliki paham Imamiyah sebagian acuan politiknya, merusak kedamaian di negara yang terletak di kawasan Teluk Arab itu.
“Itu satu pelajaran bagi kita jangan menganggap enteng masalah Syiah, kalau tidak mau menyesal nanti,” tegasnya.
“Syiah kalau sedikit mereka baik-baik, tapi kalau agak kuat sedikit mereka unjuk taring,” imbuhnya.
Kelompok pemberontak Syiah Hautsi melakukan kudeta di Yaman sejak September 2014 menduduki ibukota Sanaa. Pendudukan pemberontak Syiah Hautsi memaksa presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi mengundurkan diri dan membubarkan pemerintahannya. [red/kiblat]
0 komentar:
Posting Komentar