SRAGEN – Menjelang hari Valentine di bulan Februari ini praktik penjualan coklat dengan bonus kondom disinyalir marak terjadi. Sejumlah elemen masyarakat Sragen mengaku prihatin dengan modus penjualan coklat tersebut yang dinilai bisa mendorong praktik seks bebas.
Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sragen, Nur Muhammad kepada wartawan Senin (09/02/2015) mendesak Dinas Perdagangan untuk menarik produk coklat yang dijual dengan bonus kondom jika ditemukan di lapangan. Selain dijual di sejumlah toko, praktik ini disinyalir juga marak di kawasan wisata Gunung Kemukus.
“Kami telah intruksikan seluruh PAC (Pengurus Anak Cabang) sampai ranting untuk mengawasi prakti tersebut. Kalau masih terjadi di lapangan, silakan lapor. Kalau perlu langsung disita jika ditemukan dan laporkan kepada pihak berwajib,” ujarnya.
Menurut Nur Muhammad, modus berjualan seperti itu jelas melanggar norma serta kaidah yang berlaku di Indonesia. Menjual coklat berhadiah kondom sama saja mengajarkan masyarakat untuk melakukan praktik seks bebas. “Teman-teman Banser juga siap mengawasi. Kami tidak ingin Sragen kecolongan beredar coklat tersebut,” jelasnya. Seperti dilansir krjogja.
Praktik penjualan coklat berbonus kondom dikhawatirkan bakal memunculkan berbagai dampak negatif. Terutama bagi perkembangan kalangan remaja dan pelajar. “Kami juga minta semua toko di Sragen untuk tidak menjual coklat tersebut,” tandasnya. [red/md]
0 komentar:
Posting Komentar